VIDEO

VIDEO: Pengakuan Pelaku Pemboboll ATM Kolhua

Djidon Samuel Manehat mengaku membobol ATM Kolhua, lantaran ingin mendapatkan banyak uang agar bisa digunakannya untuk menimba Ilmu Hitam di Belu.

Laporan wartawan Pos-Kupang.com, Novemy Leo

Djidon merusak ATM BRI menggunakan linggis yang dibawanya dari rumah. Tetapi dia mengaku tidak sadar saat melakukan tindakan itu.

POS KUPANG.COM -- Pagi itu, Selasa (26/7/2016) sekitar pukul 05.00 Wita, Eman, karyawan Toko Tiara Mas di Kolhua hendak menyapu halaman. Saat itu Eman mendengar bunyi berisik dari ATM yang berada sekitar 10 meter di depan toko itu. Eman kaget melihat Djidon Samuel Manehat (23) berusaha membobol brankas ATM BRI gunakan linggis.

Melihat Eman, Djidon sempat menegur dan mengajak Eman bekerja sama untuk membobol ATM itu. Bahkan Djidon mengaku disuruh polisi. "Kamu lagi bikin apa?" tanya Djidon.

"Saya mau sapu," jawab Eman. "Mari bantu beta (saya), nanti katong (kita) bagi dua uangnya," ajak Djidon. "Tidak mau, beta mau menyapu saja," kata Eman sambil berlalu dari lokasi ATM itu. "Saya takut, jadi saya sembunyi dan lihat dia saja dari jauh. Dia bilang polisi yang suruh dia bongkar ATM," cerita Eman, kepada Pos Kupang, Rabu (27/7/2016).

Karena hari makin terang dan brankas susah dibongkar, Djidon lalu meninggalkan ATM yang sudah rusak itu. Sekitar pukul 08.15 Wita, Kapolsek Maulafa, Kompol Sriyati, SH, yang baru selesai mengamankan lalulintas di Pertigaan Jalan Indosco singgah di Toko Hassan, sekitar 50 meter dari ATM BRI.

"Saat itu saya hendak membeli beras di Toko Hasan. Ada masyarakat yang memberi tahu bahwa ATM BRI di Toko Tiara Mas sepertinya dibobol dan dirusak. Saya lalu ke sana dan benar ATM itu rusak," kata Sriyati di tempat kejadian perkara.

Sriyati kemudian memanggil anggota iden, buser, intel dan sejumlah babinsa ke TKP, serta menelepon Kepala BRI Cabang Kupang, Kusdinar. Lalu polisi melakukan olah TKP disaksikan teknisi BRI. Ternyata uang dalam brankas ATM tidak ada yang hilang, namun mesin ATM rusak.

Sriyati memerintahkan anggotanya melakukan pengejaran terhadap pelaku. Berbekal wajah pelaku tertangkap kamera CCTV di ATM BRI itu, polisi bergerak. Dalam waktu beberapa jam, pelaku sudah berhasil diidentifikasi sebagai warga Kecamatan Maulafa. Rumahnya tak jauh dari Kantor Pos Maulafa. Hari itu beberapa kali polisi ke rumah pelaku dan menemui orangtua pelaku, namun tidak berhasil menemukannya. Polisi menempatkan intel di lokasi itu. Baru keesokan harinya, Rabu (27/7/2016) pukul 15.45 Wita atau 35 jam setelah kejadian, pelaku, Djidon, berhasil diciduk.

Djidon bersembunyi di semak-semak di belakang Kantor Pos Maulafa, tak jauh dari rumahnya. "Pelaku sedang sembunyi di semak-semak dan kami menangkapnya tanpa perlawanan. Dia mengaku perbuatannya. Kami langsung membawanya ke Polsek Maulafa," kata Frits, anggota Tim Polsek Maulafa, Rabu siang.

Pantauan Pos Kupang, saat pemeriksaan awal di Polsek Maulafa, Djidon memberikan keterangan yang berbeda dan tidak fokus. Sesekali Djidon tertawa kecil saat menjawab pertanyaan penyidik dan Kapolsek Sriyati. Djidon mengaku tidak sadar saat membobol ATM itu.

"Saya tidak tahu kenapa saya bisa begitu. Saya lupa ingatan," ujarnya. Tapi dia menginginkan banyak uang untuk mendapatkan kakaluk atau menimba ilmu hitam untuk kebal dari orang pintar di Kabupatan Belu.

Djidon mengatakan, setelah gagal membuka brankas ATM BRI, ia pulang ke rumah. Namun, dia memberi jawaban berbeda yaitu tidur di hutan. Mengenai linggis yang digunakan untuk mencongkel ATM, Djidon mengatakan, sebelum pulang ke rumah, dia membuang linggis ke got depan Gereja Kaisarea Maulafa. Namun Djidon berubah lagi, mengaku linggis itu dibawa pulang ke rumahnya.

"Kamu punya berapa linggis di rumah," tanya Kapolsek Maulafa, Sriyati. "Ada 50," jawab Djidon. "Kalau 50 kurang 1 berapa," uji Kapolsek. "57," jawab Djidon.
Ditanya motifnya mencuri, Djidon mengatakan, dia ingin mendapatkan uang banyak untuk digunakan menimba ilmu hitam 'kakaluk' di Kabupaten Belu.

"Untuk cari 'kakaluk'. Obat. Bilang potong tidak masuk. Obat kebal. Tes sa (saja), ibu. Siapa tahu betul lae (lagi) ibu. Kalau betul baru percaya. Mau bertapa," kata Djidon menjawab pertanyaan Sriyati.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved