Bahan Makan Andil Besar Penyumbang Deflasi di NTT
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di provinsi NTT, pada Juni 2016 sebesar 56,04%, mengalami penurunan 3,95 persen dibanding (TPK) Mei 20
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Alfred Dama
Laporan Wartawan Pos Kupang, Yeni Rachmawati
POS KUPANG.COM, KUPANG -- Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di provinsi NTT, pada Juni 2016 sebesar 56,04%, mengalami penurunan 3,95 persen dibanding (TPK) Mei 2016 sebesar 57,99%.
Data tersebut disampaikan dalam rilis bulanan BPS, yang disampaikan Kepala BPS Provinsi NTT, Maritje Pattiwaellapia, di Aula Rapat lantai II Kantor BPS NTT.
Maritje menjelaskan jumlah tamu menginap pada hotel bintang Juni 2016 sejumlah 19.583 orang, dengan rincian 18.038 orang tamu nusantara dan 1.545 orang tamu mancanegara. Rata-rata lama tamu menginap di hotel berbintang pada Juni 2016 selama 2,12 hari. Rata-rata lama tamu nusantara menginap selama 2,06 hari dan rata-rata lama tamu mancanegara menginap selama 2,88 hari.
Lebih lanjut Maritje mengatakan jumlah penumpang angkutan udara yang tiba di NTT pada Juni 2016 sejumlah 141.344 orang, sedangkan penumpang yang berangkat sejumlah 147.948 orang.
Namun penumpang yang datang pada Mei 2016 sejumlah 145.375 penumpang turun di Juni 2016 yang terdata 141.344 penumpang. Sedangkan penumpang yang berangkat dari NTT pada Mei 2016, 143.280 penumpang naik menjadi 147.948 penumpang.
Pada Juli 2016, NTT mengalami deflasi sebesar 0,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,70. Dari dua kota IHK di NTT, kota Kupang terjadi deflasi sebesar 0,35 persen dengan IHK 126,97 sedangkan kota Maumere mengalami deflasi sebesar 0,05 persen dengan IHK 117,41 persen.
Kata Maritje komoditas utama penyumbang andil deflasi terbesar di NTT ialah bahan makanan mengalami penurunan -3,59 persen dengan andil -0,90 persen yang diikuti oleh kesehatan.
Di kota Kupang pun, bahan makanan juga menjadi komoditas utama penyumbang deflasi dengan mengalami minus -3,94 persen yang diikuti oleh kesehatan. Begitu juga dengan maumere yang mengalami penurunan -0,82 persen untuk bahan makanan dan andilnua -0,24 persen.
"Deflasi yang terjadi di NTT karena adanyan penurunan indeks harga pada dua dari tujuh kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan.*