"Tombo-tombo" Menjaga Kelestarian Bahasa Manggarai

Menurut Prof. Stephanus Djawanai, bahasa merupakan alat petunjuk jati diri kelompok etnis. Karena

Editor: Dion DB Putra
ilustrasi 

Kedua jenis tumbuhan ini, to'é dan gurung, memang berbeda namun masuk dalam species bambu. Ada kemungkinan nama Gorontalo itu merupakan perpaduan unsur kata 'gurun' (Bahasa Indonesia) atau 'gurung' (kosa kata flora Manggarai) dan 'talok' (ibid).

Di manakah letak upaya pelestarian bahasa Manggarai dalam rubrik Tombo-tombo? Salah satu karakteristik bahasa Manggarai ialah penggunaan ungkapan-ungkapan indah (gaya bahasa) dan kiasan. Dalam uraian ini secara sepintas penulis coba mengedepankan satu dua contoh. Efan Boyllond dalam Ro'eng de Raung (Pos Kupang, 9/4/2016) menulis ngo kawen hang mane (pergi mencari makan sore).

Mungkin terasa janggal dengan penggunaan ungkapan makan sore (tidak lazim) sebab yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari adalah makan malam (hang wie). Keselarasan bunyi fonem n dalam rangkaian kiasan ini, ngo kawen hang mane, sebagai satu kesatuan yang menampakkan aspek keindahan bahasa (flowery language), ketimbang ngo kawen hang wie terbentuk dan terproduksi secara spontan oleh penulis.

Ungkapan hang mane dimaksudkan rezeki (kiasan). Demam Pilkada di Manggarai memunculkan beberapa ungkapan berupa kiasan (kata-kata penghalus) yang disampaikan Rivan Sayan (Pos Kupang, 24 Oktober 2015) seperti tegi ringgi (minta uang) dalam urusan dana tim sukses calon, pongo nai (ikat hati). Pantai Pede di Labuan Bajo disebut sebagai natas bate labar .. ( halaman/ pekarangan rumah/kampung tempat bermain). Sebuah penegasan Lerry Jempau dalam 'Ba'eng Pante Pede Dami Ge..' edisi 14 November 2015 bahwa Pantai Pede adalah sebuah "kampung" yang memiliki natas, tempat warga bermain-main, bersantai sambil canda ria (tawa daler) hahaeeeee..to!

Tombo-tombo adalah sebuah "rana mese" tempat inspirasi bersemi demi pelestarian budaya tutur dan tulis yang etnikal. Sudah saatnya Bahasa Manggarai masuk dalam kurikulum sekolah lewat muatan lokal di tanah Congka Sae. Banyak tokoh Manggarai yang dapat dijadikan nara sumber dalam perumusan konsep implementasinya. Born locally but value globally!*

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved