Tujuh ABK Asal Samarinda Disandera Kelompok Abu Sayyaf
Kabar diterima pihak KSOP sekitar pukul 10.20 wita, setelah pihak KSOP berkomunikasi dengan Syahril dari atas kapal TB Charles.
POS KUPANG.COM, SAMARINDA ‑ Kabar mengenai penyanderaan tujuh Anak Buah Kapal (ABK) Tug Boat (TB) Charles 00 yang menarik tongkang Roby 152 oleh diduga kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina dibenarkan pihak Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Samarinda.
Kepastian kabar tersebut berasal dari salah seorang ABK bernama Syahril yang bertugas sebagai masinis 4. Kabar diterima pihak KSOP sekitar pukul 10.20 wita, setelah pihak KSOP berkomunikasi dengan Syahril dari atas kapal TB Charles.
Kepala KSOP Kelas II Samarinda, Kolonel Yus K Usmany mengungkapkan, Syahril membenarkan, bahwa 7 ABK lainnya saat ini sedang diculik sekelompok pria menggunakan senjata api, Senin (20/6) lalu sekitar pukul 11.30 wita. Saat itu kapal TB Charles dikejar dua perahu bermesin yang ditumpangi 4 sampai 5 orang.
Ada beberapa orang yang langsung naik ke kapal TB Charles sambil menodongkan senjata api jenis laras panjang dan pistol di perairan Filipina. Perompak yang belum diketahui dari kelompok maupun organisasinya itu membawa 7 ABK, termasuk kapten kapal, yakni Kapten Ferri Arifin, M Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Ismail (Mualim I), M Natsir (Masinis III), M Sofyan (Olman) dan Robin Piter (Juru Mudi).
Sementara, enam ABK lainnya dibiarkan tetap berlayar menuju Samarinda. Diperkirakan kapal TB Charles akan bersandar di Pelabuhan Samarinda sekitar pukul 15.00 wita, Jumat (24/6) hari ini.
"Memang benar ada penyanderaan ABK TB Charles, saat ini masih diselidiki lebih lanjut oleh kepolisian maupun TNI," ungkap Kolonel Yus K Usmany, Kamis (23/6).
Ditambahkan, informasi dari Syaril yang saat ini kapal tengah berlayar menuju Samarinda. Posisi terakhir kapal berada di sekitar perairan Tanjung Mangkaliat, Berau.
Terpisah, pihak perusahaan pemilik kapal TB Charles, PT PP Rusianto Bersaudara mengaku belum dapat memastikan apakah tujuh ABK, yang hingga saat ini belum diketahui keberadaanya disandera kelompok milisi Abu Sayyaf.
"Kami belum bisa pastikan 7 ABK lainnya sedang disandera. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak TNI dan kepolisian melacak keberadaan ABK lainnya," ungkap Publik Eksternal PT PP Rusianto Bersaudara, Taufik Rahman.
Dikemukakan, pihak perusahaan sudah sempat menghubungi ABK yang diduga disandera, saat istri salah satu ABK melaporkan ke pihak perusahaan, namun sambungan telepon tidak tersambung.
"Saat istri ABK lapor kepada kami, Rabu (22/6) kemarin, kami langsung mencoba menghubungi nomor telepon yang menelepon istri ABK, tapi tidak tersambung," tuturnya.
Terkait dengan tebusan yang diminta para penyendera, pihaknya mengaku saat ini masih melakukan evasluasi lebih lanjut. Permasalahan ini bukan lagi menjadi tanggung jawab perusahaan saja, namun pemerintah.
"Untuk permintaan tebusan, kami tidak bisa mengambil keputusan sendiri, karena saat ini sudah menjadi tanggung jawab bersama. Untuk jelasnya mari kita tunggu bersama enam ABK yang saat ini menuju Samarinda," kata Taufik.
Kelompok Abu Sayyaf
Menurut penuturan Dian, istri dari Ismail, salah satu ABK yang disandera, pelaku mengaku dari kelompok Abu Sayyaf. Setelah mendapat kebenaran bahwa suaminya disandera kelompok Abu Sayyaf, Dian hanya bisa berdoa dan pasrah.
Ia serahkan masalah tersebut kepada perusahaan tempat suaminya bekerja. "Setelah mendapat kebenaran suami saya disandera kami menyerahkan nasib suami saya kepada pemerintah dan perusahaan," kata Dian. (TRIBUN KALTIM/cde/dha)