Sepasang Suami Isteri Diduga Lakukan Kekerasan Fisik pada Seorang Bocah Di Wolowae

Sepasang suami isteri di Desa Tendakinde, Kecamatan Wolowae, Servolus Siga dan Maria Theresia Ega diduga telah melakukan kekerasan fisik terhadap terh

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG/ADIANA AHAMD
Ishak Jaques Jogo (baju batik) ketika bertemu Tim P2TP2A Nagekeo, Kades Tendakinde (hadap kamera) di SDI, Kapospol Wolowae, Frederikus Rame (baju kaos hitam) di SDI Raterunu Wolowae, Kamis (2/6/2016). 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Adiana Ahmad

POS KUPANG.COM, MBAY -- Sepasang suami isteri di Desa Tendakinde, Kecamatan Wolowae, Servolus Siga dan Maria Theresia Ega diduga telah melakukan kekerasan fisik terhadap terhadap anak asuh mereka, seorang bocah bernama Ishak Joques Jogo.

Kekerasan fisik terhadap korban pertama terjadi pada tanggal 27 Mei lalu dilakukan oleh ayah asuh korban dan kedua oleh ibuh asuhnya pada Kamis (2/6/2016).

Korban bersama sang adik yang masih berusia lima tahun diduga mendapat kekerasan berulang kali. Namun baru pada tanggal 27 Mei warga setempat melaporkan perbuatan pasangan ini ke Pospol Wolowae.

Kapospol Wolowae, Bripka Frederikus Albertus Rame yang ditemui di Wolowae, Kamis siang, mengatakan, kekerasan terhadap korban, Isha Jaques Jogo dari orang tua asuhnya hari itu merupakan yang kedua kalinya.

Kekerasan fisik pertama diterima korban dari ayah asuhnya, Servolus Siga, Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Biawae, pada tanggal 27 Mei lalu. Kekerasan fisik kedua diterima korban dari ibu asuhnya, Maria Thereaia Ega yang sehari-hari bertugas sebagai Kepala Puskesmas Wolowae, hari itu, Kamis (2/6/2016).

Menurut pria yang biasa disapa Fredy ini, setelah menerima laporan dari warga mengenai kekerasan fisik terhadap korban, pihaknya langsung membawa korban korban ke Puskesmas Wolowae untuk divisum.

Korban yang ditemui di sekolahnya di SDI Raterunu, Kamis siang mengatakan, hampir setiap hari ia dan sang adik, Genovevan Noo Sina menerima kekerasan dari orang tua asuh mereka.

Ishak yang saat itu didampingi Kepala SDI Raterunu, Magdaleba Wea dan Kepala Desa Tendakinde, Verdinandus Sadha, sempat meneteskan air mata ketika menceritakan penganiayaan yang dialaminya.

Kepala Desa Tendakinde, Kecamatan Wolowae, Verdinandus Sadha mengaku kecewa dan menyesalkan tindakan kekerasan fisik terhadap anak yang dilakukan Servokus dan Maria Ega. Pasalnya, kedua pelaku merupakan aparatur negara yang seharusnya menjadi teladan di tengah masyarakat.

Sementara Maria Theresia Ega yang ditemui du ruang kerjanya di Puskesmas Wolowae, Kamis siang membantah telah melakukan penganiayaan terhadap korban.

Maria mengatakan, pada hari itu dirinya hanya mencubit tangan korban karena korban korban mengambil buku modul dan hekter miliknya tanpa izin.

"Hanya cubit. Tidak sampai menganiaya.saya seorang ibu, mana mungkin saya menganiaya anak saya. Saya pelihara mereka sejak masih kecil ketika ibunya meninggal dunia. Sudah empat tahun mereja bersama saya. Bapak ibu bisa melihat mereka. Mereka tumbuh sehat. Saya menyayangi mereka seperti anak saya," kata Maria.

Maria mengaku mendidik korban dan adiknya dengan keras agar korban tumbuh menjadi pribadi yang baik, kuat dan mandiri . "Saya didik mereka dengan keras sama seperti saya mendidik anak-anak saya," katanya.*

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved