Nawir Stop Jadi Pengemis dan Kerja Jadi Sopir meski Tak Punya Kaki
Dengan gesit, tangan Nawir (29) yang memegang lap basah itu menyapu sisa-sisa tanah yang menempel
"Kasihan anak saya kalau tahu pekerjaan bapaknya berharap belas kasihan orang lain," katanya.
Tekadnya yang kuat untuk berhenti dari mengemis terkabul berkat tawaran dari kawannya di media sosial. Dari pertemanan di media sosial, dia mendapat tawaran dari seorang pemilik mobil untuk mengelola mobil pick-up angkutan barang.
Melihat banyaknya pembudidaya rumput laut di Nunukan yang membutuhkan mobil angkutan untuk membawa hasil rumput laut ke pengepul maupun ke pelabuhan, Nawir membulatkan tekad untuk mengelola mobil tersebut.
Hingga akhirnya dia membeli mobil tersebut dengan cara mencicil melalui bank. Sejak memiliki usaha angkutan barang tersebut, Nawir mengaku kehidupannya mulai berubah.
Dia mengaku sudah bisa membahagiakan anak istrinya dengan meninggalkan pekerjaan mengemis di pasar. Penghasilannya dari mengelola anggkutan barang juga mampu menopang hidupnya serta membayar cicilan di bank.
Ingin punya SIM
Harapan Nawir saat ini adalah bisa memiliki SIM. Dengan demikian, dia tidak dibebaskan dari pelanggaran kepemilikan SIM pada saat razia hanya karena rasa belas kasihan.
"Saya hanya pasrah kalau kena razia. Saya sudah berusaha tetapi sampai saat ini SIM saya belum keluar. Saya tidak ingin dikasihani melanggar aturan tidak memiliki SIM," imbuh Nawir.
Kasat Lantas Polres Nunukan AKP Abu Sangit mengaku siap membantu Nawir selagi tidak melanggar aturan. Terkait lamanya pengurusan SIM Nawir, dia mengaku akan berkomunikasi dengan anggotanya. Dia mengaku baru beberapa bulan ini menjabat sebagai Kasat Lantas Polres Nunukan.
Menurut dia, Nawir berhak mendapatkan SIM bagi penyandang cacat setelah melalui serangkaian tes dan memenuhi persyaratan.
"Selagi tidak melanggar aturan akan kita bantu. Yang pasti persyaratan seperti surat kesehatan dan tesnya lulus, tidak ada alasan untuk tidak keluar SIM-nya," ujarnya. (Kompas.Com)