Lipsus

Guru Honor SDN Oefafi Meliyati Dipecat karena Minta Gaji

Ingin minta gajinya yang belum dibayar 2 tahun, guru honor SDN Oefafi,Desa Oefafi,Adi Meliyati Tameno dipecat dan dilaporkan Kasek Dabiel ke Polisi

Pos Kupang/Novemy Leo
MELIYATI - Guru Honor SDN Oefafi, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Adi Meliyati Tamone (kanan) menceritaka kisahnya kepada Direktris LBH APIK NTT, Ansi D Rihi Dara, SH, di kediamannya, Senin (7/3/2016) siang. 

"Saya saat itu sudah sangat emosi sehingga saya balas lagi "mau pi mana sa SMS na silahkan. Saya sudah kecewa dan marah karena honor belum dibayarkan juga. Dana BOS di mana?" kata Meliyati yang masih tinggal bersama orangtuanya.

Buntut dari SMS itu, demikian Meliyati, tanggal 18 Januari 2016 kepala sekolah menggelar rapat dengan guru dan setelah membahas beberapa hal, di hadapan seluruh guru, Daniel memecat Meliyati karena alasan SMS tersebut.

"Saya dipecat katanya karena SMS itu. Apakah saya salah meminta hak saya? Pak kepala sekolah juga mengatakan bahwa saya jangan melawan arus karena dia punya banyak teman di serse. Besok pagi saya ke sekolah, pak Daniel usir saya, katanya saya sudah dipecat. Bahkan nama saya diabsen sudah dicoret dan ditulis diberhentikan, akhirnya saya tidak mengajar lagi," kata Meliyati.

Meliyati mengaku kaget karena pada akhir Februari 2016 aparat Polres Kupang memanggilnya untuk diperiksa dalam kasus pencemaran nama baik Daniel. Dua orang yang dilaporkan Daniel ke polisi yaitu Meliyati dan Ketua Komite Ferdinan Noman.

"Dua minggu lalu saya diperiksa katanya saya mencemarkan nama baik kepala sekolah lewat SMS dan media. Minggu lalu polisi panggil lagi untuk kembalikan SK pengangkatan saya. Dan saya juga diminta untuk kembalikan surat panggilan polisi. Polisi itu juga menyarankan saya berdamai saja dengan pak Daniel," kata Meliyati.

Meliyati menambahkan, aktivitas belajar mengajar di sekolah itu berjalan tidak sebagaimana mestinya. "Anak-anak sampai tidak terima raport 2 tahun karena raport tidak ditandatangani kepala sekolah. Ijasah untuk siswa yang lulus, diambil di rumah kepala sekolah," katanya.

Orpa, guru PNS di SDN Oefafi membenarkan pernyataan Meliyati. Menurutnya, sekolah itu dulu menjadi sekolah contoh karena fasilitasnya lengkap dari proyek plan. Tapi sekarang fasilitas sekolah itu rusak karena tidak ada biaya pemeliharaan.

"Saya juga diberi surat penolakan oleh Pak Daniel dengan alasan saya sakit terus. Padahal saya memang sakit lalu saya menghadap pimpinan dinas (PPO) dan saya pingsan di sana lalu mereka membawa saya pulang. Semoga kepala sekolah yang baru bisa lebih baik," kata Orpa.

Daniel Sinlae belum bisa dikonfirmasi Pos Kupang. Dihubungi melalui telepon genggamnya, Senin (7/3/2016) malam, baik dengan cara ditelepon dan pesan singkat (SMS), belum mendapat jawaban dari Daniel. (vel)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved