Liputan Khusus
Pemkab Ngada Promosi Bombardom Secara Berkelanjutan
Menurut Paulinus, bombardom sudah dikenal masyarakat dunia setelah tercatat MURI.
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM - Alat musik bombardom sudah dipetakan sebagai daya tarik wisata budaya di Kabupaten Ngada. Alat musik ini dilestarikan dan dipromosikan terus-menerus oleh pemerintah bersama mitra pegiat pariwisata. Demikian Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika (P2KI) Kabupaten Ngada, Drs. Sidhu Paulinus kepada Pos Kupang di Bajawa belum lama ini.
Menurut Paulinus, bombardom sudah dikenal masyarakat dunia setelah tercatat MURI. Agar ketenaran bombardom berlanjut, dinas yang dia pimpin bekerja sama dengan PT Indocon telah membentuk sanggar musik bombardom. Tujuannya menjaga eksistensi bombardom dalam persaingan dengan alat musik modern. Sanggar pun rutin membina dan mengembangkan keterampilan meniup bombardom.
Pemerintah, kata Paulinus, akan mempromosikan alat musik bombardom di setiap pameran. Pada bulan Febuari 2016, Dinas P2KI Ngada akan mengutus delapan orang peniup bombardom ke Jakarta untuk mempromosikan bombardom bersamaan dengan momentum pesta adar reba di ibukota negara RI tersebut.
Menurut Paulinus, bombardom bisa dimainkan kapan saja sehingga bisa dipadukan dengan wisata kuliner. Artinya, selain menikmati lezatnya menu makanan dan minuman, wisatawan yang berkunjung ke Ngada bisa mendengar alunan musik merdu dari kelompok bombardom. "Itulah konsep pemerintah ke depan agar bombardom menjadi alat musik bernilai ekonomis," kata Paulinus.
Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (PKPO) Kabupaten Ngada, Vinsensius Milo, yang ditemui di ruang kerjanya, mengatakan, alat musik bombardom dan sejumlah alat musik tradisional lainnya di Kabupaten Ngada cocok menjadi muatan lokal (mulok).
Namun, kendalanya adalah buku referensi atau panduan awal tentang alat musik ini belum ada. Sebab untuk menjadi bahan ajar bagi peserta didik mesti diawali kajian oleh para pakar dan diuji secara publik.
Dikatakannya, mata pelajaran seni musik tradisional sudah tercantum dalam kompetensi dasar di SD dan Dinas PKPO Ngada memberi ruang kepada sekolah untuk berkresi sesuai kebutuhan peserta didik. Hal itu sejalan dengan program penerapan kurikulum yang sesuai potensi daerah.
Menurut Vinsensius Milo, muatan lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Dari sisi anggaran, dinas yang dipimpinnya belum mengalokasikan khusus untuk pengembangan alat musik bombardom, namun dalam dana BOS ada item pengembangan potensi peserta didik dan kegiatan
ekstrakurikuler. Pos anggaran itu yang biasa digunakan sekolah untuk pengembangan kompetensi peserta didik dalam bidang musik tradisional. (jen)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/bombardom1_20160117_223454.jpg)