profil
Luisa Octaviana Mere-Eluama: Tidak Malu Belajar
Banyak ibu Tim Penggerak PKK dari kelurahan di Kecamatan Kota Lama saat bertemu Luisa Octaviana Mere Eluama menyempatkan diri cipika-cipiki
Penulis: Hermina Pello | Editor: omdsmy_novemy_leo
POS-KUPANG.COM, KUPANG --- Suaranya lemah lembut. Di wajahnya selalu ada senyum. Banyak ibu Tim Penggerak PKK dari kelurahan di Kecamatan Kota Lama saat bertemu Luisa Octaviana Mere Eluama menyempatkan diri cipika-cipiki dan bersenda gurau.
Tidak heran karena sebelumnya Luisa adalah Ketua TP PKK Kecamatan Kota Lama dan sekarang ini menjadi TP PKK Kecamatan Oebobo.
Ini terlihat di sela-sela sosialisasi HIV/AIDS, PMS dan narkoba tingkat Kota Kupang yang diselenggarakan TP PKK Kota Kupang di Aula Rumah Jabatan Walikota Kupang, Selasa (24/3/2015).
Satu ciri khas perempuan kelahiran Kupang pada 11 Oktober 1978 ini adalah senyum.
"Kadang saya lupa nama, tapi kalau wajahnya saya ingat. Maka yang pertama adalah senyum," ujar ibu tiga orang anak, Brian Putra Mere, Deanyl Kentzo Mere, dan Hillary Schiavanie Putri Mere.
Istri dari Bernadinus Mere ini menuturkan, sehari-hari dia bekerja sebagai bidan di Rumah Sakit SK Lerik. Anak kedua dari empat bersaudara pasangan JFP Eluama dan Susana Welling ini mengaku banyak belajar dari ibu-ibu penggerak PKK.
"Saya tidak malu belajar dari ibu-ibu karena mereka punya pengalaman yang lebih dari saya. Saya merasa dekat dengan ibu-ibu karena dari mereka saya banyak belajar," ujar Bidan Luisa, yang sudah bekerja sejak tahun 1999 ini.
Jika ada kegiatan dan harus meninggalkan tempat tugas, maka setelah kegiatan seperti PKK, perempuan keturunan campuran Rote-Timor dan Maumere, ini kembali ke tempat tugas untuk menyelesaikan pekerjaannya.
"Meski kadang harus pulang terlambat, saya tidak ingin menunda pekerjaan. Apa yang harus dikerjakan hari itu dikerjakan sampai selesai. Kalau bekerja harus bekerja dengan hati agar semuanya berjalan dengan baik," katanya.
Sebagai seorang ibu rumah tangga, bidan dan aktif di PKK sebagai Ketua TP PKK Kecamatan Oebobo dan juga organisasi Dharma Wanita, pasti membutuhkan waktu cukup banyak. Karena itu, tutur Luisa, ia harus pandai-pandai mengatur waktu sehingga semuanya bisa berjalan seimbang.
Meski pagi-pagi harus masuk kerja, tetapi Luisa selalu menyempatkan diri memasak bagi keluarga. Karena itu, Luisa selalu bangun pagi pukul 04.00 Wita, meskipun kadang tidur terlambat. Bagi Luisa, saat keluarganya keluar rumah untuk bekerja dan sekolah, harus sarapan pagi.
"Kalau mau keluar rumah harus makan pagi dulu. Saya selalu sempatkan diri untuk masak. Setelah masak, saya pergi misa pagi pukul setengah enam di Gereja Asummpta. Saya ingin mengawali hari saya dengan doa," ujar Luisa.
Luisa mengaku dalam menjalankan tugas kesehariannya sebagai seorang bidan ia selalu mendapat dukungan dari keluarga. Dari orang-orang yang dicintainya. Karna itu, Luisa merasa memiliki hidup yang diberkati.