Penembakan Warga NTT di Sleman
Ribuan Warga NTT Arak Jenazah Adrianus dan Manbait
Ribuan warga, keluarga, handai taulan dan simpatisan maupun organisasi kemasyarakatan menjemput jenazah dua dari empat korban
Adrianus Chandra Galaga. Warga yang menjemput ini menggunakan sepeda motor dan kendaraan roda empat.
Pantauan Pos Kupang, Senin (25/3/2013), sekitar pukul 14:00 wita jenazah kedua korban ini sudah berada di Bandara El Tari Kupang, sementara warga yang menjemput sudah berada di bandara sejak pagi hari.
Jenazah dua korban ini tiba dengan pesawat Lion Air pada penerbangan pagi hari, sedangkan dua jenazah lainnya, Hendrik Sahetapi Engel dan Gamelial Yermiyanto Rohi Riwu pada penerbangan malam hari.
Setelah tiba di Bandara El Tari kedua jenazah ini langsung diangkut ke rumah duka masing-masing.
Jenazah Yohanis Juan Manbait diangkut menggunakan mobil ambulance milik pemerintah, sedangkan jenazah Adrianus Chandra Galaga diangkut dengan mobil ambulance milik Gerindra.
Kedua jenazah langsung diarak oleh masyarakat keluarga dan handai taulan serta sempatisan ke rumah duka dengan pengawalan ketat oleh aparat kepolisian. Turut dalam pengawalan ini, Kapolres Kupang Kota, AKBP. Tito Basuki Priyatno dan Wakapolres, Kompol. Yulian Perdana.
Setiba di depan kantor gubernur NTT, masa yang mengarak jenazah hendak masuk ke kantor DPRD NTT. Namun karena adanya tarik ulur dengan pengawalan maka dua jenazah akhirnya diantar langsung ke rumah duka masing-masing.
Jenazah Yohanis Juan Manbait dibawa ke rumah duka di komplek Kanaan, Oetete, sedangkan jenazah Adrianus Chandra Galaga dibawa ke Oelon, Kelurahan Sikumana.
Di rumah duka Juan, penyambutan dilakukan dengan menyembelih seekor ayam jantan merah. Penyembelihan didahului dengan pernyataan -peryataan adat penerimaan jenazah.
Penyembelihan ayam ini dilakukan oleh Piet Salem. Sedangkan doa penyambutan jenazah oleh Falens Boy.
Sementara itu, DPC PMKRI Cabang Kupang St. Fransiskus Xaverius melayngkan pernyataan sikap dan menunut agar Polri harus serius mengusut tuntas kasus tersebut hingga selesai, kepada pemerintah pusat dalam hal ini Presiden SBY segera menangani persoalan tersebut.*