Pendeta Mel Atok, S.Th

Pdt. Mel Atok S.Th, Menjadi Anak Terang Karena Kasih

GAYA bicaranya yang berapi-api membuat orang yang mendengar kotbahnya bersemangat dan akhirnya mematuhi ajarannya tentang kebenaran.

Pdt. Mel Atok S.Th, Menjadi Anak Terang Karena Kasih - Pdt__Mel_Atok,_S_Th_(3)1.JPG
POS KUPANG/NOVEMY LEO
Pdt Mel Atok, S.Th saat onair di Radio Ramagong, Kupang-NTT
Pdt. Mel Atok S.Th, Menjadi Anak Terang Karena Kasih - Pdt__Mel_Atok,_S_Th__dan_keluarga1.jpg
istimewa

Dialah Pendeta Mel Atok, S.Th, pendiri Universal Youth yang menghimpun kaum muda dari berbagai gereja, seperti Kristen Protestan, Pentakosta, Kharismatik dan Katolik.

Siapa sangka pendeta ini dulunya seorang pemabuk, penjudi, pemakai narkoba, tukang berkelahi, pernah menikam orang dan merampok hingga masuk keluar sel. Apa yang membuatnya bertobat sehingga kini menjadi pendeta?  Semua kisahnya diceritakan kepada wartawati Pos Kupang, OMDSMY Novemy Leo, dalam wawancara eksklusif berikut ini.

Banyak orang bilang kehidupan Anda dulu sangat suram. Benarkah?

Apa yang dikatakan orang tentang masa lalu kehidupan saya yang sangat suram, buruk dan tidak seharusnya ditiru itu memang benar. Kehidupan saya dulu itu sangat buruk, jauh dari teladan Tuhan.

Sejak kecil dan remaja, saya selalu melakukan hal-hal buruk. Mungkin ini terjadi karena kehidupan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan pergaulan saya yang buruk sehingga perilaku saya terbentuk seperti itu.

Bisakah diceritakan kehidupan keluarga dan masa kecil Anda?

Saya berasal dari keluarga Katolik sehingga saya Katolik sejak lahir. Namun saat itu, jujur saja, saya tidak mendapatkan teladan iman dari orangtua.

Keluarga kami tidak takut Tuhan sehingga iman kami sangat lemah. Apalagi secara ekonomi, keluarga miskin sehingga banyak sekali kebutuhan kami yang tidak bisa tercukupi. Sudah begitu, ayah saya yang adalah seorang supir itu sangat jahat.

Ayah sering memukuli atau lebih tepatnya menyiksa saya dan tiga kakak saya dengan mempertontonkan tindakannya itu di depan masyarakat sehingga secara psikologis saya benar-benar tertekan. Kami malu dan menolak hal itu, tapi tidak bisa melawan ayah.

Apakah hal itu yang menyebabkan Anda akhirnya 'lari' ke hal buruk?

Ya, kemiskinan, penyiksaan, iman yang lemah, apalagi faktor lingkungan yang buruk menjadi pemicunya. Kami tinggal di Kelurahan Oepura, dan pada saat itu wilayah Oepura terkenal sebagai tempat `rawan', banyak anak-anak nakal.

Saya akhirnya melampiaskan kekesalan dengan 'lari ke jalan' dan di sanalah perilaku saya menjadi buruk. Berkumpul bersama teman-teman yang mungkin juga mengalami hal yang sama. Untuk bisa menonjol dan ditakuti orang, kami mulai merokok, minum mabuk, palak orang yang lewat, berkelahi. Bahkan tahun 1996, saya pernah menggunakan narkoba.

Katanya Anda juga pernah masuk keluar sel dan merampok, benarkah?
Ya, memang benar. Sekitar tahun 1996, saya pernah menggunakan narkoba, sekadar untuk coba-coba, sehingga tidak dibilang ketinggalan zaman. Uang untuk membeli barang haram itu dari hasil judi, palak dan lainnya.

Saya sudah pernah masuk keluar sel sebanyak tujuh sampai delapan kali. Kasusnya bervariasi seputar kenakalan remaja seperti berkelahi, palak orang. Pernah kami merampok mobil lalu kami belajar menyetir mobil pakai mobil hasil rampok itu.

Naasnya, saat bersama-sama belajar setir mobil, mobil itu menabrak rumah penduduk lalu kami lari. Dan beberapa hari kemudian kami ditangkap polisi. Saya disel hampir 21 hari.

Untunglah ayah saya meminjam uang lalu bersama orangtua lainnya membayar ganti rugi kepada korban sehingga kasusnya tidak sampai ke pengadilan karena diurus secara kekeluargaan. Itulah buruknya masa lalu saya. Namun saya beruntung karena Tuhan menyayangi dan memanggil saya untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.

Apa yang membuat Anda bertobat?

Saya bertobat saat saya melihat pertobatan dari teman saya yang preman itu masuk penjara karena menganiaya seorang petugas medis. Saat di penjara dia menemukan Tuhan dan akhirnya bertobat.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved