Laporan Adiana Ahmad
Biofarm Investasi 30 Juta Dollar di Sumtim
KUPANG, Pos-Kupang.Com-- Biofarm Lantation, sebuah perusahaan asal Taiwan berencana melakukan investasi senilai 30 juta dollar Amerika Serikat di bidang peternakan di Kabupaten Sumba Timur. Rencana investasi itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Restoran Teluk Kupang, Selasa (8/2/2011) malam.
KUPANG, Pos-Kupang.Com-- Biofarm Lantation, sebuah perusahaan asal Taiwan berencana melakukan investasi senilai 30 juta dollar Amerika Serikat di bidang peternakan di Kabupaten Sumba Timur. Rencana investasi itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Restoran Teluk Kupang, Selasa (8/2/2011) malam.
MoU itu diteken Dirut Biofarm Lantation, Jefry Huang, dan Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, M.Si, disaksikan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan Head of Taiwan Economic and Trade Office (Kepala Kantor Perdagangan dan Ekonomi Taiwan), Andrew Ly Hsia.
Penandatanganan MoU tentang rencana investasi bidang peternakan antara bupati Sumba Timur dan Dirut Biofarm Lantation dirangkaikan dengan acara jamuan makan malam bersama Gubernur NTT dengan wartawan serta pimpinan media massa seluruh Indonesia. Acara ini juga disaksikan Menteri Pertanian, Suwono, dan Presiden Asosiasi Pengusaha Taiwan, Jecy Lu.
Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora, ditemui sehari setelah penandatanganan MoU dengan Biofarm Lantation mengatakan, Biofarm Lantation telah menegaskan keseriusannya untuk berinvestasi di Sumba Timur. Dengan investasi senilai 30 juta dollar Amerika, jelas Gidion, Biofarm mengaku membutuhkan lahan seluas 30.000-80.0000 hektar.
"Kita sampaikan kepada mereka (Biofarm Lantation, Red), kalau dalam bentuk hamparan untuk mendapatkan lahan seluas itu cukup sulit. Kalau terpisah-pisah masih bisa kita penuhi," kata Gidion.
Gidion mengungkapkan, pengembangan ternak yang dilakukan Biofarm Lantation mencakup penggemukan dan pembibitan. Untuk usaha penggemukkan, terang Gidion, Biofarm akan mendatangkan sapi brahman dari Australia. Sementara untuk pembibitan/budidaya, Biofarm akan membangun breeding centre atau pusat pembibitan di Sumba Timur. "Kita tawarkan kerja sama untuk usaha pembibitan ternak karena Pemda Sumtim mempunyai breeding centre. Namun belum ada kesepakatan karena mereka harus mengkaji lagi," demikian Gidion.
Dia mengatakan, investasi senilai 30 juta dollar akan direalisasikan bertahap. Pada tahap awal Biofarm minta 30.000 hektar lahan untuk 15.000 dari 40.000 ekor sapi yang direncanakan dengan perhitungan satu ekor sapi membutuhkan dua hektar lahan. "Kita tawar tahap awal 5.000-10.000 hektar. Nanti kesepakatannya seperti apa masih dibicarakan dengan DPRD, para camat dan pemangku kepentingan di Sumba Timur," jelas Gidion.
Total kebutuhan lahan seluas 80.000 hektar, terang Gidion, termasuk untuk kebutuhan pakan dan rumah potong karena Biofarm tidak mengirim sapi hidup, tapi dalam bentuk daging segar. Daging selain untuk kebutuhan dalam negeri juga untuk diekspor.
Sistem Inti Plasma
Biofarm, jelas Gidion, juga akan bekerja sama dengan masyarakat peternak. "Mereka akan berfungsi sebagai intiplasma. Pemda Sumtim siap bekerja sama dengan Biofarm. Saat ini pemerintah masih menunggu laporan hasil survai dan tinjauan lapangan dari Biofarm. Mereka sudah tiga kali meninjau lapangan, tapi belum ada laporan kepada pemerintah daerah tentang hasil tinjauan lapangan itu. Jika sudah ada laporan hasil tinjauan, mereka akan mengajukan izin lokasi. Kalau sudah ada permintaan izin lokasi, pemerintah daerah akan bicarakan dengan DPRD, camat dan pemangku kepentingan di daerah," jelasnya.
Ketua DPRD Sumba Timur, Drh. Palulu Pabundu Ndima, M.Si, yang saat itu ikut mendampingi Bupati Gidion, menambahkan, DPRD menyambut baik rencana investasi Biofarm di Sumba Timur. Namun seperti apa sikap DPRD masih menunggu laporan hasil tinjauan lapangan Biofarm. Namun untuk memenuhi kebutuhan lahan seluas 80.000 hektar seperti permintaan Biofarm dalam satu hamparan cukup sulit. (dea)