Herman Anggrek, Donor Darah sebagai Gaya Hidup

TIDAK mendapat kesempatan eksis di daerah sendiri, membuat Herman Anggrek memilih hijrah ke Jawa. Di Propinsi Jawa Timur, Herman mampu menunjukkan eksistensinya di dunia bisnis dan sosial.

Jadi pendonor darah harus benar-benar sehat?

Jadi sebenarnya, orang donor darah ini merupakam check up gratis. Dia tahu bahwa dia ini sehat. Bila dia punya kartu donor  maka saya mau minum satu gelas sama dia. Tapi kalau tidak maka saya tidak berani karena saya takut tertular. Jadi kalau saya melihat, walaupun teman saya pakai dasi, pakai rapi dan seorang pengusaha, maka saya tidak berani.

Tapi kalau dia seorang tukang becak dan dia tunjukkan kartu donor dan baru selesai donor tiga bulan yang lalu dan saya lihat benar, maka saya mau minum satu gelas bersama dia, makanan sisa  apa pun dari dia saya mau makan. Ada satu negara bagia di Swiss itu luar biasa, dan kita mau jadikan Indonesia seperti ini, Jawa Timur khususnya.

Begini, apabila seorang pemuda ia bertandang ke rumah seorang gadis,orangtua gadis itu bertanya, apakah Anda punya kartu donor dan orang itu bisa menujukkan kartu donor  miliknya dan dilihat dia donor tepat waktu maka dia welcome, dia ngomong sama anaknya maka go ahead. Kenapa, karena dia tahu sosial orang ini tinggi dan kedua orang ini aman dalam kesehatan.

Aman dari penyakit hepatitis, aman dari HIV, aman dari siphilis. Budaya kita Indonesia tidak mungkin tanya penyakit, mau dapat pukul itu. Nah ini yang mau dibicarakan. Mudahan-mudahan SIM (Sistim Informasi Manajemen) yang akan diberlakukan dalam waktu dekat bisa membantu.

Anda putra NTT. Tentu NTT juga membutuhkan Anda. Kapan Anda mau kembali?

Belum berpikir ke arah sana, karena saat ini masyarakat Jawa Timur masih membutuhkan saya. Namun bila diperlukan sumbangan pikiran untuk kemajuan sosial  kemanusiaan maka saya siap membantu kapan saja.

Apakah tidak ada semacam visitasi dari PMI Jatim ke PMI NTT untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menyumbang darah?

Oh tidak bisa. Ini dari daerah sendiri.

Jadi Anda memilih tetap eksis di Jawa Timur khususnya dalam organisasi donor darah?

Kenapa saya ini bisa eksis, karena saya minta untuk mengabdi di bidang donor darah, saya hanya melihat saya bisa memajukan organisasi ini dengan komitmen dan konsisten. Komitmen adalah apa yang sudah ditugaskan kepada kita harus kita jalankan, kita bicara harus sesuai dengan tindakan. Jadi jangan hari ini kita bicara nanti besok begini, nanti besok yang kita kerjakan lain. Ini memang beberapa kali ketika saya duduk di organisasi ini banyak yang melihat sangat menyita waktu karena saya harus turun ke beberapa kabupaten di Jawa Timur.

Kita tahu bahwa penduduk Jawa Timur ini mencapai 37.400.000 jiwa, 38 kabupaten kota yang harus kita sosialisasikan. Terakhir saya malah mendahulukan kepentingan organisasi daripada keluarga. Jadi di snilah tugas saya, saya sudah terjun dan harus konsisten. Saya tidak bisa setengah hati, karena dipercayakan mereka. Mereka meminta saya tiga kali untuk duduk sebagai ketua Fokuswanda, dan kala itu saya berjanji pada mereka bahwa saya ingin menghidupkan organisasi ini, tapi saya tidak ingin hidup dari organisasi ini. Inilah yang sungguh luar biasa. Apa yang saya perjuangkan mendapat respons terbaik dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Oleh sebab itu, baru pertama kali terjadi di Indonesia Pemprop membuka diri untuk adakan donor darah di lingkungan Pemprop itu setiap tiga bulan sekali dipimpin Gubernur atau Wakil Gubernur. Jadi sebenarnya NTT pun bisa dalam hal ini PMI daerah Propinsi, Gubernur siap membantu maka siap berjalan.

Sebagai pengusaha, punya aktivits sosial apakah tidak mengganggu?

Mengenai usaha itu istri saya yang ambil alih kelola. Saya pernah memikir dan merenung, kita hidup kemudian kita mati. Begitu kita hidup, kita sudah berhadapan dengan beban walaupun dia orang kaya, beban pikir besok perusahaan apa yang saya bangun apa, besok bangun apa kontrolnya, apalagi orang yang tidak punya. Kalau toh kita hidup dan kita mati, maka hidup ini misteri, ini ada sesuatu yang diberikan oleh Tuhan dalam hal kesempatan dan di sinilah ketika saya eksis di donor darah, maka saya berpikir saya harus memberi sesuatu agar berguna bagi orang lain.  Jadi kalau mau maju harus begitu maka harus konssiten.

Bagaimana dengan perhatian Anda terhadap keluarga?

Dulu Sabtu-Minggu itu hari keluarga, tetapi setelah saya aktif di PMI ini saya lebih banyak terlibat dalam memberikan bantuan sosial itu ternyata lebih banyak pada hari Sabtu dan Minggu. Semisal kemarin ke Bromo itu hari Sabtu, ke Yogyakarta itu juga Sabtu. Jadi apa pun yang kita dapat di Jawa Timur tidak serta merta harus digunakan oleh orang Jawa Timur. Kita siap mendistribuskan ke mana saja.

Hubungan Anda dengan Gubernur dan Wakil Gubernur begitu dekat?

Gubernur Jatim sebagai pelindung Fokuswanda dan juga anggota kehormatan PMI Jawa Timur, H. Soekarwo sementara dengan Wagub, Gus Ipul  kedekatan dengan beliau membuat kerj asama dengan Fokuswada dalam galang donor darah. Sudah dua gubernur Jawa Timur yang terlibat dalam organisasi ini, tanggal 9 Agustus 2008. Kalah itu Imam Utamo dilantik menjadi dewan kehormatan Fokuswanda Jawa Timur dan pada 16 Juni 2010, Haji Soekarwo dilantik menjadi Dewan Kehormatan Fokuswanda Jawa Timur.

Dengan melihat ini, maka orang tahu bahwa ini bukan organisasi kacangan, karena selain pelindung,  dia juga sebagai dewan kehormatan.  Jadi saat ini saya dengan PMI, Fokuswanda bekerja sama dengan PMI Jawa Timur, apalagi saya duduk di Dewan Kehormatan berusaha untuk menggalang darah, target tahun 2011 minimal 1 juta kantong.(alfred dama)

Data diri
Nama Ang Herman Anggrek
Tempat Tanggal Lahir : Niki-niki 26 Juli 1968
Pendidikan SD Donbosko Kupang
                   SMPK St. Theresa Kupang
                   SMAK Giovanni Kupang tamat tahun 1988
S1 Pertanian - UPN Veteran Surabaya
Istri : Megawaty
Anak:   Cristianto Geraldo Anggrek
Usaha Kontraktor dan Meubel
Aktivitas sosial
Ketua Komisariat Jawa Timur-Forum Komunikasi Dermawan Darah 75-100 Indonesia Emas (Fokuswanda) Jawa Timur
Dewan Penasihat Perhimpunan Persatuan Donor Darah Indonesia (PPDI) Kota Surabaya tahun 2008 hingga sekarang
Dewan Kehormatan PMI Jawa Timur tahun 2010 hingga sekarang
Pengurus dan Penanggung Jawab Panti Asuhan Benih Kasih- Surabaya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved