Laporan Adiana Ahmad

Dua Ruas Jalan Putus

WAINGAPU, Pos-Kupang.Com -- Dua jembatan, yakni Jembatan Lailunggi, di Desa Pinupahar dan Jembatan Prailangina di Desa Napu, Kecamatan Hahar, Sumba Timur, putus diterjang banjir. Sementara itu, jalan Ramuk-Lolang- Mbakul dan Wahang-Tawui, juga putus akibat tanah longsor.

WAINGAPU, Pos-Kupang.Com -- Dua jembatan,  yakni Jembatan Lailunggi, di Desa Pinupahar dan Jembatan Prailangina di Desa Napu, Kecamatan Hahar, Sumba Timur, putus diterjang banjir. Sementara itu, jalan Ramuk-Lolang- Mbakul dan Wahang-Tawui, juga putus akibat tanah longsor.

Banjir juga menyebabkan saluran irigasi di Desa Tawui, Kecamatan Pinupahar  jebol sepanjang 30 meter.
Demikian data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumba Timur, Kamis (26/1/2011). Kerusakan  jalan dan jembatan ini terjadi akibat hujan deras  mengguyur hampir seluruh wilayah Sumba Timur pada hari Rabu (25/1/2011).

Kepala BPBD Sumba Timur, Martina  Jera, S.T,  di ruang kerjanya, Kamis (26/1/2011), mengatakan, jembatan Lailinggi di Kecamatan Pinupahar nyaris putus karena banjir yang terjadi Rabu malam mematahkan sayap jembatan sepanjang tujuh meter, dan jembatan kecil di Dusun Prailangina, Desa Napu, Kecamatan Haharu. 

Akibat putusnya dua jembatan tersebut, akses ke wilayah Lailunggi dan juga di sekitar Dusun Prailangina putus.
Banjir pada Rabu malam, kata Martina juga menyebabkan longsor di ruas jalan Ramuk-Lolang -Mbakul sepanjang satu kilometer (km), longsor di ruas jalan Wahang-Tawui, saluran irigasi Tawui sepanjang 30 meter jebol,  dan puluhan hektar lahan masyarakat terendam banjir akibat terjadi pembelokan aliran sungai setelah tanggul irigasi jebol.

Banjir juga menyebabkan 30-an hektar tanaman jagung dan kacang tanah di Desa Rambangaru, Kecamatan Haharu rusak.

Makahar Djawa Rai, petani Desa Rambangaru yang lahan tanaman jagungnya rusak akibat disapu banjir mengaku sudah tiga kali tanam dan tiga kali pula banjir menyapu tanaman jagungnya.

"Kita pasrah. Ini sudah yang ketiga kali kita menanam. Disapu lagi oleh banjir," kata Djawa Rai  ketika ditemui di kebun jagung bersama isteri dan kedua anaknya, Kamis (26/1/2011) sore. Ungkapan senada disampaikan Hina Tanggumara yang tanaman jagunnya juga rusak disapu banjir.
 

Peringatan BMG
Badan Meteorologi dan Geofisika  mengeluarkan peringatan dini kepada  masyarakat dan operator pelayaran  di Kabupaten Sumba Timur dan Propinsi NTT umumnya  untuk mewaspadai cuaca ekstrim yang diperkirakan akan terjadi mulai tanggal 25-28 Januari 2011. BMG memprediksi akan terjadi Badai Siklon Tropis di sebelah tenggara NTT.

Kepala Stasiun Meteorologi Klas III Mauhau, Sumba Timur, Markus Mbele melalui pesan singkatnya, Rabu lalu, mengatakan, berdasarkan pemantauan citra satelit pada tanggal 25 Januari lalu ada cell tekanan rendah di wilayah Barat Australia atau di tenggara NTT yang berpotensi menjadi siklon tropis.

Tekanan rendah tersebut, kata Markus menyebabkan terjadi hujan dengan intensitas sedang dan tinggi disertai angin kencang dan petir di sebagian wilayah NTT.

Daerah yang diperkirakan akan merasakan dampak dari siklon tropis tersebut, demikian Markus antara lain, Kupang, Ruteng, Bajawa, Labuan Bajo, Ende, Waingapu, Maumere, Larantuka, Kalabahi, Sabu, Rote, SoE dan Atambua.
Siklon tropis itu, kata Markus, juga menyebabkan gelombang  di Perairan NTT meningkat menjadi 3,0 -5,0 meter. Kondisi seperti itu akan berlangsu 25-28 Januari.
Adanya peringatan dari BMG, membuat Kantor Syahbandar Waingapu tidak berani mengeluarkan izin berlayar untuk seluruh kapal baik kapal barang maupun kapal penumpang.

Kepala Kantor Syahbandar Waingapu, Usman Lauda yang ditemui di kantronya, Kamis siang, mengatakan, izin pelayaran  mengacu pada informasi cuaca dari BMG.

"Kita sesuaikan dengan informasi cuaca dari BMG. Kalau ada peringatan BMG, kita imbau kapal tidak berlayar. Seperti sekarang ini, kita imbau kapal untuk tidak berlayar dulu sampai ada informasi dari BMG kalau cuaca sudah normal. Kalau ada kapal nekad berlayar kita minta buat pernyataan," kata Usman.

Sementara cuaca buruk, Rabu malam juga membuat kapal perintis KM Nembrala batal berlayar. KM Nembrala yang sudah sempat berlayar sekitar satu jam menuju Borong, Kabupaten Manggaran akhirnya kembali ke Pelabuhan Rakyat Nangamesi  malam itu juga. (dea)
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved