RSU Immanuel Hadirkan Bank Darah

WAINGAPU, Pos Kupang.Com---Stok darah masih menjadi masalah bagi rumah sakit di Waingapu ketika ada pasien emergensi yang membutuhkan darah. Persoalan itu terjadi karena rumah sakit yang ada belum memiliki bank darah yang memadai. Karena itu, Rumah Sakit Umum (RSU) Imanuel Sumba awal bulan ini mendatangkan bank darah dengan daya 400 kantong atau 158 liter.

Direktur RSU Immanuel Sumba, dr. Danny Christian, yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis  (18/11/2010), mengatakan, kehadiran bank darah dengan kapasitas memadai sangat membantu pasien yang membutuhkan darah secara cepat.

"Setetes darah dalam kondisi tertentu sangat berharga untuk menyelamatkan hidup orang lain. Karena itu, sungguh mulia orang yang berkenan menyumbangkan darahnya kepada orang lain. Tindakan mendonorkan darah merupakan tindakan heroik humanis," kata Danny.

Danny mengungkapkan, darah yang tersimpan di Bank Darah RSU Immanuel Sumba bisa bertahan hingga 35 hari. Stok darah dari Bank Darah RSU Imanuel juga bisa dimanfaatkan oleh rumah sakit lain atau masyarakat yang membutuhkan darah cepat. Darah yang ada, kata Danny, tidak diperjualbelikan.

Masyarakat atau rumah sakit lain yang mengambil darah dari Bank Darah RSU Immanuel hanya  dibebankan biaya pergantian kantong darah dan biaya screening produk darah tersebut sehingga layak ditransfusi.

Danny berharap masyarakat rela  menyumbangkan darahnya dalam rangka membantu sesama karena selama ini pasien gawat darurat, khususnya yang berasal dari pelosok-pelosok Sumba Timur, sering kesulitan darah karena tidak ada stok darah, atau keluarga yang bisa memberikan bantuan darah cepat.

Rumah Sakit Imanuel, kata Danny, akan memberikan apresiasi kepada para pendonor darah melalui program Sahabat Pasien, di mana para pendonor darah yang telah menyumbangkan darahnya di RSU Imanuel sebanyak sepuluh kali maupun kelipatannya berhak mendapat pengobatan rawat inap secara gratis di RSU Imanuel.

Program Rawat Inap Gratis ini dapat digunakan oleh anggota keluarga langsung (suami, istri atau anak) pendonor selama yang bersangkutan menyetujuinya dan dapat menunjukkan bukti hubungan kekeluargaan secara langsung. (dea)