Laporan Adiana AHmad

Belalang Kumbara Kembali Mengancam Sumba

WAINGAPU, Pos Kupang.Com---Hama belalang jenis kumbara yang pernah menyerang tanaman pertanian di Kabupaten Sumba Timur beberapa tahun silam, kini muncul kembali. Beruntung, hama ini belum sampai masuk ke lahan petani, tetapi langsung dihadang dengan pestisida oleh tim brigade belalang yang dibentuk pemerintah daerah setempat.

WAINGAPU, Pos Kupang.Com---Hama belalang jenis kumbara yang pernah menyerang tanaman pertanian di Kabupaten Sumba Timur beberapa tahun silam, kini muncul kembali. Beruntung, hama ini belum sampai masuk ke lahan petani, tetapi langsung dihadang dengan pestisida oleh tim brigade belalang yang dibentuk pemerintah daerah setempat.

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sumba Timur, Ir. Josis Djawa Gigih, ditemui di sela-sela Peringatan ke-38 Hari Krida Pertanian Tingkat Kabupaten Sumtim, di Wulawaijelu, Kamis (15/7/2010), mengatakan, hama belalang kali ini seperti kejadian sebelumnya karena muncul dari wilayah Mburukulu, Kecamatan Wulawaijelu lalu bergeser ke Palanggai, Rindi dan Patawang.
Namun pergerakan hama  belalang ini, kata Josis, masih di padang-padang pengembalaan, belum sampai ke lahan pertanian.

Dia mengatakan, tim brigade belalang terus bergerak mengikuti perpindahan gerombolan belalang dan mencegah hama  ini masuk ke lahan masyarakat. Terakhir hama belalang ini sudah sampai di wilayah Kecamatan Rindi. 

Mencermati pergerakan hama belalang yang begitu cepat, kata Josis, pihaknya tidak bisa menggunakan pemberantasan secara organik. Jalan satu-satunya jalan yaitu dengan pola pemberantasan kimia. Namun pemerintah daerah mengalami keterbatasan pestisida jenis convidor yang selama ini dipakai untuk pemberantasan hama belalang.

Josis mengaku ada bantuan alat dan pestisida dari Pemerintah Propinsi NTT. Namun pihaknya tidak menggunakan karena sistem kerja pestisida ini harus bersentuhan langsung dengan belalang. Sedangkan convidor tidak harus disemprotkan langsung ke belalang. "Kita cukup menyemprotkan pestisida  mengitari lokasi tempat belalang hidup lalu belalangnya akan mati," jelasnya.

Dikatakannya, sejauh ini pihaknya masih memiliki stok convidor. Namun untuk mengantisipasi berkembangnya hama belalang lebih luas, perlu ada tambahan stok. "Kita sudah ajukan tambahan anggaran untuk pengadaan convidor," ungkapnya.

Josis menjelaskan, hama belalang kumbara tidak akan hilang dari Sumba Timur karena hidup dalam tanah. Curah hujan yang tidak menentu jadi pemicu munculnya hama belalang. Hama belalang saat ini belum menyerang tanaman pangan milik penduduk karena di padang masih ada rumput hijau sebagai makanan serangga ini. Namun jika rumput di padang sudah kering,  belalang-belalang itu akan menyerbu lahan petani.

Karena itu, kata Josis, masyarakat perlu waspada. Jika melihat belalang kumbara segera melaporkan ke Dinas Pertanian untuk diambil tindakan pencegahan dan pemberantasan. (dea)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved