Kisah Unik Bupati Alor, Amon Djobo, Dijilat Kambing
Demi melayani rakyat di Alor kepulauan, Bupati Alor, Amon Djobo rela tidur di alam terbuka, karena saat tiba di pulau itu warganya sudah tidur pulas.
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Adiana Ahmad
Kisah Unik Bupati Alor, Amon Djobo, Dijilat Kambing
POS-KUPANG. COM | KALABAHI- Demi melayani rakyat di Alor kepulauan, Bupati Alor, Amon Djobo rela tidur di alam terbuka, karena saat tiba di pulau itu warganya sudah tidur pulas.
Bupati Amon Djobo tak mau mengganggu warganya yang sedang istirahat dan memilih tidur alam terbuka,tepatnya di jalan rabat pinggir kampung agar besok pagi bisa bertemu warga di daerah yang kesulitan air tersebut.
Menjelang pagi sekitar pukul 05.00 Wita, dirinya merasakan telapak kaki dijilat sesuatu. Betapa terkejutnya Bupati Amon Djobo ketika menyadari bahwa binatang yang menjilatnya adalah seekor kambing.
• Ini Sosok Bupati Alor, Drs. Amon Djobo di Mata Sang Puteri
Dirinya meneteskan air mata melihat kambing tersebut, entah mengingat bahwa di situ tempatnya, bukan tempat seorang bupati tidur atau mau memberitahukan bahwa dirinya haus dan sedang mencari air.
Kisah unik yang menginspurasi ini diceriterakan Bupati Amon Djobo saat menerima pimpinan Pos Kupang di ruang kerjanya, Jumat (28/6/2019).
Menurut Bupati Amon Djobo, dirinya adalah orang sederhana, apa adanya yang selalu turun ke desa-desa untuk melihat kehidup riil masyarakat yang masih banyak miskin.
• Lihat Banyak Rumah Masyarakat Tidak Layak Huni, Dandim Alor tak Bisa Menahan Air Mata
Hampir setiap hari dirinya ke desa, tidur di desa dan makan apa adanya bersama masyarakat. Hal itu dilakukan sebagai panggilan nurani seorang bupati yang 35 tahun bekerja di lingkungan birokrat sebagai Aparat Sipil Negara (ASN).
Untuk itu Bupati Amon Djobo memberikan contoh dan mengingatkan agar ASN di wilayanya jangan hanya berpikir tentang uang. Mindset birokrat harus dirubah dengan kerja keras dan nyata untuk masyarakat miskin agar bisa hidup layak seperti warga lain yang berkecukupan.
Pola pikir dan pola tindak birokrat dulu yang hanya berkutat dengan administrasi harus dihilangkan. Semua pimpinan SKPD harus tahu apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.
Untuk mengetahui kebutuhan masyarakat pimpinan SKPD harus turun ke desa bukan duduk terus di belakang meja atau perjalanan dinas ke Kupang atau Jakarta tapi tidak tahu apa yang harus dibuat untuk rakyat. (*)