VIDEO: Warga Ile Ape, Lembata Menjerit Kekurangan Air

VIDEO: Warga Ile Ape, Lembata Menjerit Kekurangan Air. Kondisi ini terjadi saat mulai memasuki kemarau

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin

VIDEO: Warga Ile Ape, Lembata Menjerit Kekurangan Air

POS-KUPANG.COM-KUPANG -- Warga Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata khususnya yang berada di Desa Tagawiti, Beutaran, Dulitukan, Palilolon, dan Kolipadan mulai merasakan kekurangan air bersih saat musim kemarau. Kondisi ini selalu mereka alami setiap tahun. Untuk mengatasi hal ini, setiap hari mereka harus membeli air tangki dengan harga yang cukup mahal.

Bernadus Tena, Sekretaris Desa Tagawiti, mengatakan bila ingin memesan satu tangki air untuk kebutuhan satu rumah tangga, warga harus mengeluarkan uang sebesar Rp350 ribu. Jika tidak, mereka hanya membeli air Rp15 ribu per drum dari tangki air yang setiap hari berkeliling di kampung mereka menjual air bersih.

Menurut dia, kebutuhan air dalam rumah tangga sangat tinggi. Satu drum air tentu saja tidak cukup dimanfaatkan untuk semua keperluan rumah tangga.

VIDEO: Bencana Pertanian Mengintai Sumba Timur

VIDEO: Warga Gembira Dapat Air dari Polres Lembata

VIDEO: Bank NTT Siap Bayar Dana Kepada Pemda Ngada

"Air untuk minum selalu jadi prioritas," kata Bernadus.

Ia juga prihatin karena setiap musim kemarau pengeluaran untuk membeli air sangat besar. Secara matematis, dia menghitung, seminggu dia harus mengeluarkan uang air Rp90 ribu. Dalam sebulan Rp360 ribu sudah pasti dikeluarkan dari kantong untuk kebutuhan air. Tapi ini baru jumlah minimal. Kenyataannya nominalnya bisa lebih dari Rp90 ribu. Sementara rata-rata mata pencaharian warga adalah petani ladang dan nelayan.

Pemerintah desa, lanjutnya, sudah memasukkan anggaran dari dana desa untuk membeli mobil tangki air yang akan melayani sekitar 213 KK di Desa Tagawiti.

Di Kecamatan Ile Ape, yang disebut wilayah tanjung yakni desa Tagawiti, Beutaran, Dulitukan, Palilolon, dan Kolipadan paling susah air saat musim kemarau.

Sebelum ada mobil tangki, warga desa harus menyebrang pulau memakai perahu dan mengambil air di Waiwuring, Pulau Adonara.

Bak penampungan di desanya sudah ada tapi kosong, tanpa air. Butuh 4 tangki air untuk memenuhi bak air itu. Pipa dan kran air juga sudah ada di setiap rumah tetapi belum ada air yang disalurkan.

"Paling susah air. Air minum susah. Sumur asin. Kebutuhan sekarang itu air," pungkasnya.

VIDEO: Petani Batakte Dilatih Buat Pupuk Bokasi

VIDEO: Usaha Kecil Mulai Menggeliat di BTN Kolhua

VIDEO: Penyelundup Narkoba Itu Masuk Jaringan Internasional

Jeritan yang sama juga datang dari Siti Maru, warga Tagawiti. Sama dengan Bernadus, dia mengakui kondisi kesulitan air ini sudah terjadi sejak lama saat musim kemarau. Mereka pun biasa pesan tangki air.

"Beli pake drum saja tidak bisa dapat (penuhi kebutuhan air di rumah)," ungkapnya.

Mobil tangki air harus tiap hari datang untuk memenuhi kebutuhan air warga desa. (POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Nonton Videonya Di Sini:

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved