Bidan di Lembata Minta Pemerintah Perhatikan Jaminan Kesehatan
Tenaga Bidan di Kabupaten Lembata Minta Pemerintah Perhatikan Jaminan Kesehatan
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Tenaga Bidan di Kabupaten Lembata Minta Pemerintah Perhatikan Jaminan Kesehatan
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Bekerja sebagai tenaga kesehatan di kampung membuat Ina Age Watun berhadapan dengan berbagai jenis penyakit yang diderita masyarakat.
Sebagai bidan, ia tentu sudah menjadi tugasnya untuk bersentuhan langsung dengan pasien yang menderita sakit tak terkecuali penyakit menular.
• Bambang Widjojanto: Kami Tak Mungkin Bisa Buktikan Kecurangan, Hanya Institusi Negara yang Bisa
Oleh karena itu, risiko para bidan terjangkit penyakit dari pasien sangat tinggi. Menurutnya, jaminan perlindungan dan risiko pekerjaan sangat dibutuhkan oleh seorang bidan. Dia pun meminta pemerintah bisa memperhatikan jaminan risiko pekerjaan para bidan sehingga mereka juga terhindar dari penyakit.
"Bidan ini berhadapan dengan semua pelayanan penyakit khususnya persalinan kita dihadapi dengan penyakit pasien. Rentan juga terhadap penyakit," ungkap Ina di sela acara HUT Ke-68 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kabupaten Lembata di Kuma Resort, Senin (24/6/2019).
• NTT Target Penuhi Kebutuhan Garam Nasional
Bidan Koordinator Puskesmas Lamaau, Ile Ape Timur itu juga meminta pemerintah kembali memperhatikan beban kerja bidan dan bukan hanya dari status ijazah atau pendidikan akhir seorang bidan.
"Misalnya jasa pelayanan masih bervariasi. Kadang kita merasa kurang adil dengan poin poin sebagai indikator pembagian jasa pelayanan," kata bidan yang sudah bekerja sejak 1998.
"Misalnya teman-teman yang karena tingkat pendidikannya lebih tinggi itu kan poinnya lebih tinggi. Walaupun dia tidak bekerja tapi kalau ijazahnya tinggi itu dia dapat lebih," katanya.
Dia berharap pemerintah kembali melihat beban kerja bidan yang punya tanggungjawab dan waktu kerja yang lebih lama dalam sehari.
"Mohon perhatian khusus lagi ke kami," katanya.
Kesulitan lainnya juga diutarakan oleh Katarina yasinta making yang ditugaskan di Puskesmas Balauring, Desa Wowong, Kecamatan Omesuri. Menurut Katarina kendala di wilayahnya adalah transportasi rujukan.
Walau akses jalan sudah semakin baik, dia mengakui moda transportasi untuk membawa pasien rujukan ke puskesmas masih sulit.
"Kalau mau rujukan sulit untuk mencari kendaraan. Kami harus cari dari luar desa. Dalam desa ada keluarga yang punya mobil tapi lebih banyak keluar desa untuk cari nafkah. Sehingga kalau dadakan kami harus menelpon sopir dari desa tetangga," ungkapnya.
Pada kesempatan acara yang dihadiri sebagian pimpinan OPD Kabupaten Lembata itu, para bidan juga menyampaikan secara langsung berbagai kebutuhan, kesusahan dan kesulitan yang mereka alami kepada Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur.
Beberapa yang diminta seperti pendidikan lanjutan, insentif dan kantor sekretariat IBI Kabupaten Lembata.
Dalam sambutannya, Bupati Lembata mengatakan bidan adalah garda terdepan dalam mewujudkan cita-cita pembangunan kualitas SDM di Kabupaten Lembata dan Indonesia seutuhnya.
Dalam praktek pelayanan, bidan dituntut untuk bertindak profesional. Dia yakin para bidan telah memberikan segalanya dalam pelayanan di tengah keterbatasan yang ada.