Dikunjungi Tim Koperasi Nasional, Pemilik UKM Kopi Leworok di Flores Timur Menangis
Dikunjungi Tim Koperasi Nasional, Pemilik UKM Kopi Leworok di Flores Timur Menangis
Dikunjungi Tim Koperasi Nasional, Pemilik UKM Kopi Leworok di Flores Timur Menangis
POS-KUPANG.COM – Pemilik Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kopi Leworok Desa Leraboleng Kecamatan Tite Hena Kabupaten Flores Timur, NTT menangis saat dikunjungi tim, Kementrian Koperasi, Rabu (19/06/2019) petang.
Pria muda putra desa setempat yang memulai usaha sejak tahun 2015 silam ini, menangis terharu ketika mendapat penjelasan peluang sentuhan pemerintah pusat melalui Program Penguatan Usaha Kecil dan Menengah dan Pemasaran UKM melalui program kemitraan.
“Saya sangat berterimakasih, puji Tuhan karena hari ini kita dikunjungi dan ada wawasan baru yang dibagikan ke mengenai pengetahun baru tentang kopi. Dan saya kira ini langkah awal buat kami untuk terus meningkatkan semangat kami terutama dalam hal budidaya kopi, karena kami sangat membutuhkan bibit-bibit yang unggul supaya kedepannya bisa meningkakan perekonomian masyarakat di kampung Leworok ini,” tutur Pemilik Usaha Kecil Kopi Leworok, Yosef Lawe Oyan.
• Bisnis Saham Gagal, Kevin Aprilio Berhutang Rp 17 Miliar, dan Nyaris Bunuh Diri
• Anda Ingin ke Larantuka menggunakan Kapal Feri, Simak Jadwalnya!
• Tiga Desa di Kecamatan Kupang Timur Belum Bahas RAPBDes 2019
• VIDEO: Anggota DPRD Kupang Bersitegang Dengan Aktivis Soal Air Bersih di Kota Kupang
Pria muda 33 tahun ini mengaku, mencoba mengolah Kopi hasil panen keluarga dan masyarakat setempat sejak menyelesaikan kuliahnya di Yogyakarta dan pulang kampung.
Pada tahap awal, dirinya mencoba mengelola kopi secara manual seperti memilih biji kopi kualitas baik dan disangrai dengan cara manual dan menggiling kopi ke pasar tradisional kota Larantuka.
“Kita berharap, Kementrian bisa membuka peluang lebih lebar ke kami karena selama ini kita berjuang dengan otodidak, semuanya kita pelajari sendiri dengan baca internet google dan youtube karena ada peluang untuk belajar mengelola kopi warisan orangtua. Sehingga saya belajar bagaimana budidaya, bagaimana perawatan dan pengolahan pasca panen. Awalnya saya memulai jual dengan kemasan plastik tahun 2015 tapi karena saya lihat pasarnya bagus sehingga tahun 2017 saya mencoba dengan kemasan yang lebih baik untuk dipasarkan ke minimarket dan memulai kirim keluar NTT,” ujar pria yang akrab disapa Yolan ini.
Suasana rumah mendadak hening, ketika Oyan mulai terbata-bata menjelaskan proses memulia usaha hingga bisa mengirim produk olahannya ke beberapa negara.
Pria yang memiliki 3 orang putri ini akhirnya terisak dan terhenti menjelaskan perjuangannya kepada Ketua Koperasi Nasional.
Menanggapi haru Yolan, Ketua Koperasi Nasional Reza Fabianus berjanji akan menindaklanjuti keluhan dan cerita perjuangan suami dari Elisabeth Nue Manuk ini.

“Saya akan bertemu kepala Dinas Koperasi kabupaten, biar gimanapun kan kami dari Pusat pak jadi kami harus tetap silaturahmi kulonuwun ke Pemkab. Kita apresiasi usaha kecil ini, karena bekum dibina saja sudah begini, jadi nanti saya akan membuat program di level nasional dan kami akan buat kegiatan pembinaan kopi. Tapi mungkin lebih kepada pasca panen, karena saya melihat bapak ibu sudah bergairah dengan passion kopi,” ujar pria yang akrab disapa Reza ini.
Reza melanjutkan, para petani butuh pengembangan karena masyarakat sudah paham tentang kopi.
Karena itu masyarakat perlu dedukasi pasca panen sehingga bisa memanfaatkan peluang ini menjadi lebih maju.
• Hotel di Pantai Pede Labuan Bajo Belum Beroperasi
• Bupati Sikka Ingatkan Panitia Lelang Proyek IGD RSUD Maumere Senilai Rp 41 Miliar
• VIDEO: Sasando Internasional Hotel Diambil Alih Pemprov NTT, Satpol PP Lakukan Hal Ini
• VIDEO: Usai Minum Sopi Sophia Hasil Riset Undana, Gubernur NTT Viktor Laiskodat Nyeletuk Begini
“Karena saya di level Nasional melihat bagaimana melihat celah bisnisnya, sehingga saya beli sample hari ini ada Robusta dan Arabica sehingga saya akan kirim sample ini ke starbucks. Karena ini kan tergantung yang mau beli kan, jadi pemerintah memfaslitasi tetapi harus juga dilihat dari sisi bisnisnya. Karena percuma juga kalau pemerintah membantu tetapi perputaran ekonomi UKM tidak berkembang ya akan jadi sia-sia sehingga akan jadi sia-sia juga,”paparnya.
Mendapat sinyal bagus dari tim Kementrian Koperasi Nasional, Yolan juga berharap pemerintah pusat dapat memfasilitasi petani untuk mendapat bibit unggul untuk memperluas lahan kopi sebanyak 100 hektar tahun ini.
(*)