Pemilu 2019

Ani Yudhoyono Disudutkan, Elite Demokrat Geram, Kader Mundur, Hinca: Koalisi Sampai 22 Mei

Ibu Ani Yudhoyono Disudutkan, Elite Demokrat Geram, Kader Mundur, Hinca Panjaitan: Koalisi Sampai 22 Mei

Editor: Kanis Jehola

Ibu Ani Yudhoyono Disudutkan, Elite Demokrat Geram, Kader Mundur, Hinca Panjaitan: Koalisi Sampai 22 Mei

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Sejumlah elite Partai Demokrat merasa geram atas pernyataan netizen di media sosial. Kegeraman itu karena Ani Yudhoyono, istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yang sedang menderita kanker darah disudutkan.

Tiga bulan terakhir, Ani Yudhoyono menjalani perawatan di National University Hospital, Singapura. Selama itu pula, SBY selalu mendampingi Ani di sana.

Kondisi ini membuat SBY tidak bisa banyak turun selama tahapan pemilu baik Pilpres maupun Pileg 2019.

Ini 10 CEO dengan Pendapatan Tertinggi Versi Bloomberg, Adakah di Indonesia ?

Di Twitter, sejumlah netizen menyebut sakit yang diderita Ani Yudhoyono hanya sebuah modus atau pura-pura. Hal ini membuat SBY tidak bisa maksimal membantu Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

Pernyataan para warganet ini pun ditanggapi oleh sejumlah elite Demokrat yang aktif di media sosial Twitter, salah satunya Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon.

Jansen mengatakan, serangan terhadap Ani Yudhoyono sangat tidak patut. "Tuduhan Ibu Ani pura-pura sakit atau merekayasa dirinya pura-pura sakit itu benar-benar menurut kami biadab. Politik itu memang keras, tapi kan tidak harus mencabut jiwa kemanusiaan kita," ujar Jansen ketika dikonfirmasi, Minggu (19/5/2019).

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Mengaku Berteman dengan Jokowi, Begini Sindiran OSO

Jansen mengatakan, serangan terhadap Ani sama saja tidak menghargai perjuangan Partai Demokrat untuk memenangkan Prabowo-Sandiaga.

Meski tidak ada SBY, kata Jansen, kader Partai Demokrat lainnya tetap berjuang untuk Prabowo-Sandiaga.

"Ibu Ani ini posisinya sudah seperti ibu kandung kami seluruh kader Demokrat. Dengan kejadian Beliau dituduh tuduh sakit rekayasa ini sungguh telah menyakiti hati saya dan hati seluruh kader Demokrat," kata Jansen.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Beda Pandangan dengan BPN Prabowo-Sandi, Partai Demokrat Sarankan Ajukan Keberatan Pemilu ke MK

Ferdinand mengatakan politik seharusnya tidak boleh menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan. Akhir-akhir ini Demokrat sering diserang terkait sikap politiknya yang dinilai "abu-abu". Partai tersebut dicurigai ingin bergabung dengan koalisi petahana.

Ferdinand mengatakan, selama ini kader Demokrat tidak pernah memusingkan tuduhan itu dan tetap ikut berjuang bersama koalisi Prabowo-Sandiaga.

"Kami tidak begitu mengambil pusing dengan kritikan itu karena kami paham politik. Tetapi kalau sudah masuk ke ranah kemanusiaan, tidak bisa ditolerir," ujar Ferdinand.

Merasa Tidak Nyaman, Politisi Demokrat Ini Mundur dari Barisan Pendukung Prabowo-Sandiaga

Sejumlah elite Demokrat lain juga menyampaikan kekecewaan atas sikap netizen ini melalui akun Twitter masing-masing, mulai dari Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik dan Andi Arief.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved