Di Nagekeo akan Dibangun Pondok Literasi Pancasila
Di Kabupaten Nagekeo Provinsi NTT akan Dibangun Pondok Literasi Pancasila
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Di Kabupaten Nagekeo Provinsi NTT akan Dibangun Pondok Literasi Pancasila
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Pemerintah Desa Aeramo Kecamatan Aesesa di Kabupaten Nagekeo siap bekerja sama dengan Kampus Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) St. Ursula Ende untuk pembangunan Pondok Literasi Pancasila.
Kepala Desa, Min Bhiu, menjelaskan, tahun 2019 ini pihaknya siap membangun Pondok Literasi Pancasila di Desa yang ia pimpin.
• Ini Jadwal Kunjungan Presiden Jokowi ke NTT Besok
"Kita siap bekerja sama dengan STPM St. Ursula Ende. Tahun ini akan segera kita bangun," ujar Min, Sabtu (18/5/2019).
Ia berharap agar proses berjalan aman dan lancar sehingga pembangunan Pondok Literasi Pancasila tersebut bisa terwujud.
Sementara Dosen STPM St. Ursula Ende, Drs. Aloysius B. Kelen, M.Si, menjelaskan, makna pondok literasi Pancasila (Pancasila Rumah Kita) sebagai rumah persemaian, penghayatan dan pengalaman nilai-nilai Pancasila di bumi Pancasila di era digital.
• Aksi Tolak People Power, Banser Siap Bergerak hingga Kritik Amien Rais, Berikut Faktanya
Pertama, rumah tempat kita berteduh, beristirahat dan belajar bersama ditengah rutinitas belajar dan bekerja.
Kedua, rumah kita belajar dan 45 butir nilai yang terkandung di dalamnya.
Ketiga, rumah tempat setiap warga berkumpul bersama, bermusyawarah untuk mufakat, membuat perencanaan, evaluasi dan rencana tindak lanjut.
Keempat, rumah tempat kita belajar bersama, membaca, berdialog, berdiskusi dan menulis (mading).
Kelima, rumah kita bermenung, berefleksi/bermeditasi, menimbah inspirasi untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas hidup kita.
Keenam, rumah tempat kita menyelesaikan masalah-masalah dalam suasana kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan dan persatuan.
Ketujuh, rumah kita saling berbagi kasih, informasi, ilmu pengetahuan, keterampilan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat di mana kita berada.
Kedelapan, rumah dan halaman sebagai laboratorium praktek ilmu pengetahuan yang diperoleh disekolah dan bahan bacaan buku-buku yang dibaca dalam upaya peningkatan kesejahteraan hidup bersama.
Kesembilan, rumah tempat merevitalisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Dalam konteks NTT lima tahun ke depan dan seterusnya pagar rumah, sekolah, kebun ditanam-tanaman kelor/marungga agar menghasilkan generasi masa depan yang sehat, cerdas dan berdaulat dibidang politik, ekonomi, dan berkepribadian secara budaya," ujar Aloysius. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Gordi Donofan)