Ayah Ini Selamatkan Bayinya dari Mulut Anjing Liar
Seekor ayah dilaporkan berjuang menyelamatkan anaknya yang dibawa dingo (sejenis anjing liar) ketika berlibur di Pulau Fraser
POS KUPANG.COM -- Seekor ayah dilaporkan berjuang menyelamatkan anaknya yang dibawa dingo (sejenis anjing liar) ketika berlibur di Pulau Fraser,Australia.
Dalam keterangan paramedis, keluarga yang tak disebutkan identitasnya itu tengah kemping di kawasan terpencil pulau itu dengan insiden terjadi pada Kamis malam (18/4/2019).
Baca juga: Kawanan Dingo Gigit Kaki Seorang Perempuan di Australia
Diberitakan AFP dan Reuters via Channel News Asia Jumat (19/4/2019), seekor dingo masuk tenda tempat keluarga itu tertidur dan menyeret bayiberusia 14 bulan.
Kepada media lokal, anggota paramedis Ben Du Toit mengatakan keluarga itu langsung terbangun ketika mendengar tangisan si bayi yang mulai menjauh keluar.
Begitu mereka keluar tenda, mereka melihat dingo itu menyeret bayi mereka. "Si ayah segera berlari untuk menyelamatkan anaknya setelah melihat ada dingo lain di sana," kata Di Toit.
• Gagal di Liga Champions, Juventus Berniat Pulangkan Conte
• 9 Pesawat Terbaik yang Mengudara Saat Perang Dunia I, YUK Simak
Si bayi selamat meski harus mendapat perawatan intensif karena mengalami luka gigitan yang cukup dalam di leher, serta luka cakar di kulit kepala.
Serangan itu merupakan yang ketiganya kalinya di Fraser, sebuah pulau pasir terbesar di dunia yang menjadi destinasi wisata populer dan masuk dalam Warisan Dunia.
Maret lalu, dua ekor dingo harus ditembak mati setelah ibu dan anak asal Perancis diterkam. Kemudian bocah enam tahun juga diterkam pada Januari lalu.
Diperkenalkan di Australia 4.000 tahun silam, dingo dilindungi di Taman Nasional Queensland, kawasan Aborigin, dan Teritori Ibu Kota Australia. Selebihnya, mereka digolongkan hama.
Berdasarkan laporan Departemen Sains dan Lingkungan Queensland, terdapat 200 ekor dalam kawanan yang bisa mencapai 30. Otoritas meminta setiap turis untuk berhati-hati.
Sebab dari waktu ke waktu, dingo yang biasanya dikenal menjauhi manusia kini mulai mendekat. "Bahkan beberapa peristiwa menjadi tragedi," terang mereka. (*)