Kepsek SMPN 3 Amfoang Barat Daya Prihatin Kondisi Sekolahnya
Cuma yang menyedihkan kondisi gedung sekolah yang diibangun darurat sehingga saat musim hujan banyak kebocoran
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
Kepsek SMPN 3 Amfoang Barat Daya Prihatin Kondisi Sekolahnya
POS-KUPANG.COM I OELAMASI--Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 3 Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang, Anderias Semuel Duil, S.Pd sangat prihatin dengan kondisi gedung sekolah yang dipimpinnya.
Kegiatan operasional sekolah sejak Juli 2014 dimana kondisi gedung dibuat swadaya masyarakat dimana atapnya dari daun gewang dan dinding bambu berlantai tanah.
Saat ini jumlah siswa 69 orang, . guru 9 orang terdiri dari PNS 1 orang (kepsek) dan guru honor 8 orang.
Anderias Semuel ketika dihubungi Pos Kupang, Selasa (9/4/2019) menjelaskan, sekolah ini masuk tahun ketiga pelaksanaan UAN dan semangat anak-anak tinggi untuk menuntut ilmu.
• Pria Ini Diringkus Polisi, Kenalan Via FB Lalu Jalin Asmara Hingga Bawa Kabur Sepeda Motor
• XL Axiata Agresif Perluas Jaringan Data di NTT
• Ini Yang Dilakukan Subdenpom Atambua Terhadap Prajurit TNI
Cuma yang menyedihkan kondisi gedung sekolah yang diibangun darurat sehingga saat musim hujan banyak kebocoran. Ruang kelas dibangun darurat beratapkan gewang dan berdinding bambu.
"Pada Juni 2017 karena gedung sudah rusak saya laporkan ke kecamatan dan kades maka dibangun 9 bangunan darurat. Dimana 3 ruangan untuk KBM, 1 ruang guru, 1 ruang kepsek dan satu ruangan dibagi dua dimana satu kelas dan satu untuk saya tinggal. Ruangan yang saya tinggal daun gewang dinding bambu juga baru-baru hujan jadi sudah bocor," katanya.
Menurutnya, kondisi sekolah sangat menyedihkan. Anak-anakpun tinggal cukup jauh dari sekolah ada yang jarak tempuh tiga kilometer, ada yang harus jalan mendaki gunung melanggar sungai. Untuk itu dirinya berharap bisa ada perhatian pihak manapun agar gedung ini bisa diperbaiki agar anak-anak belajar dengan tenang.
"Selain gedung rusak, seluruh meja dan kursi siswa saya pinjam pada SD GMIT Mosu. Jadi memang sangat menyedihkan. Saya mau bilang apa sudah usul kemana-mana untuk dibantu tapi belum ada yang berhati baik membangun gedung sekolah buat generasi Amfoang," katanya.
Sebelumnya, Camat Amfoang Barat Daya, Octovianus Bire, S.Sos mengakui kondisi gedung SMPN 3 Amfoang Barat Daya kondisinya memprihatinkan.
Letak gedung sekolah itu pada daerah pegunungan dimana atap terbuat dari alang-alang dan berdinding pelepah.
Sejak tahun 2016, pernah dilakukan pelelangan untuk pembangunan tiga ruang kelas baru, namun gagal dilaksanakan. Pada musrenbang kecamatan diajukan lagi untuk pembangunan dan ini akan diteruskan pada musrenbang kabupaten yang akan digelar, Rabu (10/4/2019).
Camat Octovianus Bire kepada Pos Kupang, Senin (8/4/2019) menjelaskan, kondisi sekolah yang paling memprihatinkan di Amfoang Barat Daya selain SMPN 3 juga SMPN 4. Pembangunannya secara swadaya oleh warga setempat dimana atap terbuat dari alang-alang dan dinding pelepah (bebak).
• Penyerapan Uang Tidak Layar Edar di Kastip Waingapu Tertinggi Se Indonesia
• Waspada! Potensi Gelombang Tinggi di Wilayah Perairan NTT Bagian Selatan Hingga Barat
• Peneliti Mancanegara Kolaborasi Dengan BPJS Kesehatan
• STKIP Nusa Bunga Floresta di Nagekeo Deklarasikan Tolak, Lawan Politik Uang dan Politisasi SARA
Pada musim hujan, katanya, kegiatan belajar mengajar sangat terganggu sehingga pihak sekolah pernah mengajukan usulan agar bisa dibangun secara permanen.
"Sekitar tahun 2015-2016 dilakukan pelelangan untuk bangun tiga ruangan kelas. Tapi entah kenapa tidak jadi. Para kontraktor tidak mau kerja karena resiko cukup besar. Kondisi jalan juga rusak berat karena letak gedung sekolah di atas gunung. Jalannya cukup setengah mati. Mungkin lelang pada musim hujan sehingga kontraktor tidak mau ambil resiko. Tapi kalau lelang pada musim panas saya yakin bisa dikerjakan," katanya.
Menurut Octovianus, persoalan pembangunan kembali gedung sekolah ini akan diajukan kembali pada musrenbang kabupaten nanti.
Dirinya juga sudah memberitahukan kepada kepala sekolah agar ikut hadir agar bisa memberikan testimoni mengenai perjuangan mereka selama ini.
"Nanti kepala sekolah akan saya hadirkan di kabupaten agar beliau yang sampaikan di depan pimpinan daerah. Mudah-mudahan usulan diakomodir sehingga bisa dilelang lagi," jelasnya.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Edi Hayong)