Kasus Embung Jebol Sudah Dilaporkan ke Bupati Sunur

Kasus embung yang jebol saat hujan lebat mengguyur Lembata akhir tahun 2018 lalu, sudah dilaporkan kepada Bupati Eliaser Yentji Sunur

Penulis: Frans Krowin | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/FRANS KROWIN
Embung Jebol di Lembata 

Kasus Embung  Jebol Sudah Dilaporkan ke Bupati Sunur

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Frans Krowin

POS KUPANG.COM | LEWOLEBA- Kasus embung yang jebol saat hujan lebat mengguyur Lembata akhir tahun 2018 lalu, sudah dilaporkan kepada Bupati Eliaser Yentji Sunur.

Laporan itu sudah disampaikan pula kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata.

"Jadi, dalam kasus embung yang jebol di Desa Puor B itu sudah kami sampaikan ke bupati. Bagi kami, jebolnya embung yang sedang dibangun itu merupakan peristiwa alam yang tidak bisa dihindari," ujar Penjabat Kepala Desa Puor B, Kecamatan Wulandoni, Agustinus Wukak, ketika ditemui Pos Kupang.Com di Mapolres Lembata, Jumat (5/4/2019).

Warga Desa Maneikun-Belu Laporkan Embung Jebol

Saat itu, Agustinus sedang menunggu giliran untuk diperiksa penyidik tipikor Polres Lembata, terkait jebolnya embung yang sedang dibangun di desa itu tahun 2018 lalu "Saya mau memberi keterangan terkait embung yang jebol itu," ujar Agustinus.

Dia mengatakan, untuk membangun embung itu, pemerintah Desa Puor B mengalokasilan anggaran Rp 340 juta lebih. Alokasi dana tersebut setelah pendamping teknik, Aloysius Wego membuat rancang bangun embung di desa tersebut. Setelah rancangan anggaran dibuat, pihaknya menyampaikannya dalam rapat musrenbang desa kemudian dikonsultasikan ke jenjang atas.

Setelah semua tahapan dilalui akhirnya fisik embung itu pun dibangun. Sampai saat ini sudah lebih dari Rp 200 juta anggaran yang sudah digunakan untuk pembangunan embung tersebut. Dengan demikian masih tersisa sekitar Rp 100 juta yang saat ini masih ada di kas desa.

Kadis DLH Belu Perintahkan PPK Cek Embung Jebol di Manleten

Berdasarkan aturan pelaksanaan pekerjaan, lanjut Agustinus, kerusakan embung itu masih bisa diperbaiki karena saat ini masih dalam masa pemeliharaan. Apalagi sisa anggaran masih tersimpan di kas desa. Belum lagi kasus jebolnya embung itu sudah dilaporkan kepada BPBD plus Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur.

"Sebelum jebol, embung itu masih dalam tahap pengerjaan. Pekerjaan fisiknya juga terhenti saat masuk musim hujan. Sementara untuk mengetahui kerugian yang timbul akibat jebolnya embung itu, kami sudah minta petugas teknik untuk menghitungnya," ujar Agustinus.

Dari perhitungan kerugian atas jebolnya embung itu, katanya, didapati angka Rp 20 juta lebih. Dari angka itu pemerintah desa bersama masyarakat akan memperbaikinya. Apalagi sebagian dana untuk pembangunan embung tersebut, masih ada di kas daerah.

Ternyata Embung Jebol di Desa Manleten itu Dikerjakan CV. Perdana

Tentang pola pengerjaan embung tersebut, Agustinus menuturkan, pembangunannya dengan pola swakelola. Artinya, pemerintah desa bersama masyarakat setempat, bekerja secara gotong royong untuk membangun embung tersebut. Pola itu akan dilakukan untuk merampungkan pekerjaan tersebut usai musim hujan tahun ini.

Mengenai proses hukum yang kini sedang dilakukan penyidik tipikor Polres Lembata, dia mengatakan, pihaknya akan bersikap kooperatif dalam memberikan keterangan. Pasalnya, kerusakan embung itu bukan karena mutu pekerjaan yang kurang bagus, tapi akibat dari bencana banjir yang menerjang lokasi embung tersebut.

"Saya akan memberikan keterangan apa adanya terkait kasus itu. Sebab semua tahapan dan mekanisme dalam pembangunan embung sudah kami lalui semua. Bahkan kerusakan embung itu juga sudah kami laporkan juga kepada bupati," ujarnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved