Ruas Jalan Nasional Labuan Bajo-Lembor Berpeluang Pindah Kondas-Golo Menes

Ruas jalan nasional Labuan Bajo-Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), berpeluang untuk dipindahkan ke Kondas-Golo Menes

Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Adiana Ahmad
POS KUPANG/SERVAN MAMMILIANUS
Gubernur Viktor Bupati Mabar Agustinus Ch Dula pantau banjir di Nanga Nae 

Ruas Jalan Nasional Labuan Bajo-Lembor Berpeluang Pindah Kondas-Golo Menes

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Servatinus Mammilianus

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO- Ruas jalan nasional dari Labuan Bajo-Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), berpeluang untuk dipindahkan ke Kondas-Golo Menes. Pemindahan ruas jalan tersebut untuk menghindari daerah rawan longsor di Desa Liang Ndara dan Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling.

"Longsor yang terjadi di ruas jalan nasional ini merusak lima unit jembatan, termasuk Wae Mese. Lalu kami nanti akan cari jalan alternatif, mungkin dari Mamis tembus ke Golo Menes," kata Bupati Mabar Agustinus Ch Dula, saat berkunjung ke Desa Liang Ndara pada Hari Selasa (19/3/2019).

Terpantau 20 Titik Longsor di Ruas Jalan Nasional, Jalan Perbatasan Motamasin-Motaain-NTT

Ruas Jalan Nasional Labuan Bajo-Ruteng, 34 Titik Longsor Bisa Dilewati, 4 Titik Masih Ditangani

Saat itu dia mendampingi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, menemui warga korban longsor di Desa Liang Ndara dan Desa Tondong Belang, bersama anggota DPD RI Andre Garu.

Camat Mbeliling Robertus Resmianto, saat itu menyampaikan bahwa bencana longsor di wilayah itu mengakibatkan longsor di 27 titik.

"Dari jumlah itu sebanyak 12 titik yang paling parah. Selain itu salah satu kampung yang masih sulit diakses adalah Kampung Nobo," kata Robertus.

Ruas Jalan Nasional Lumpuh, Jalur Penghubung Alternatif Labuan Bajo-Ruteng Lewat Terang

Saat itu Gubernur Viktor menawarkan solusi agar tempat pemukiman di daerah rawan longsor itu dipindahkan.
Kepala Desa Tondong Belang Fransiskus Severius Fedi, saat itu meminta agar tawaran merelokasi pemukiman itu harus mempertimbangkan keberlangsungan hidup warga desanya.

"Mungkin disiapkan tempat alternatif agar kalau musim hujan kami pindah ke tempat itu dan saat cuaca normal maka kami kembali lagi ke sini. Karena warga kami sudah punya rumah di sini dan sudah punya tanaman," kata Fransiskus.(*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved