Kesadaran Warga TTU dalam Pengolahan Sampah Masih Rendah, Ini Pemicunya
hal itu karena masih ditemukan sampah-sampah yang berserakan begitu saja baik di tempat-tempat umum maupun juga di kali ataupun sungai yang ada di
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU-Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limba Bahan Berbahaya Beracun (B3), Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten TTU, Frans Braman menurutkan tingkat kesadaran masyarakat di TTU terkait dengan pengolahan sampah masih rendah.
Frans mengatakan hal itu karena masih ditemukan sampah-sampah yang berserakan begitu saja baik di tempat-tempat umum maupun juga di kali ataupun sungai yang ada di wilayah Kabupaten TTU.
Meski begitu, Frans optimis, jika masyarakat Kabupaten TTU terus disadarkan untuk dapat membuang sampah pada tempatnya, maka hal itu bukan merupakan sesuatu yang memerlukan waktu yang lama untuk dilakukan.
"Secara umum tingkat kesadarannya masih begitulah, masih sulitkah. Tetapi kalau terus menerus dimotivasi, saya yakin dan percaya mungkin tidak terlalu membutuhkan waktu yang terlalu lama," ungkap Frans kepada Pos Kupang, Jumat (22/2/2019).
Untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat di wilayah Kabupaten TTU, sesuai dengan pesan lisan yang disampaikan oleh Kepala Dinas, tambah Frans, maka akan diberikan beberapa himbauan.
Himbauan pertama, kata Frans, setiap kali dilakukan pesta baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, maka tidak boleh menggunakan makanan dengan kemasan bungkus.
• 437 Pasien Penderita DBD di Sumba Timur, Belasan Orang Pasien Diantaranya Meninggal Dunia
• Di Manado, Siswi SMA Terbangun dalam Kondisi Bugil, Ternyata Penjaga Sekolah Sudah Indehoi
"Prasmanan lebih bagus, untuk mengurangi sampah. Air juga diharapkan pakai air galon saja. Jangan pakai air kemasan yang pakai gelas atau botol begitu, karena itu menimbulkan sampah," katanya.
Kedua, tambah Frans, menghimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah di pinggir kali, di selokan, atau di tempat umum karena dapat berdampak pada kesehatan lingkungan.
"Kita juga menghimbau kepada masyarakat kalau ke pasar, diharapkan agar dapat membawa kantong sendiri dari rumah. Jangan mengharapkan tunggu orang yang kasih kantong plastik," ungkapnya.
Selain itu, jika ada sampah organik, jelas Frans, maka berikan kepada hewan ternak. Jika tidak ada hewan ternak, maka silahkan kepada warga untuk dapat mengolah sendiri menjadi pupuk.
"Kalau kesadaran itu tergantung juga dari gerakan. Kalau gerakan ini diulang-ulang terus, setiap saat, setiap minggu, dan setiap bulan, kita lakukan gerakan membersih sampah, maka saya yakin pasti kesadarannya meningkat," ungkapnya. (*)