Ipar Korban Bunuh Diri di Oebufu Memberi Pengakuan Mengejutkan Mengenai Korban, Begini Katanya
Ipar Korban Bunuh Diri di Oebufu Memberi Pengakuan Mengejutkan Terhadap Korban, Begini Katanya
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Ipar Korban Bunuh Diri di Oebufu Memberi Pengakuan Mengejutkan Terhadap Korban, Begini Katanya
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Jony Frid Banoet, pemuda 34 tahun, ditemukan tewas gantung diri oleh ibunya, Martha Tajo Talo, di kediamannya, Jalan Amanuban, Kelurahan Oebufu, Kota Kupang sekitar pukul 10.00 Wita, Rabu (6/2/2019).
Kejadian ini sontak mengejutkan warga setempat. Apalagi, baru sebulan yang lalu, kakak perempuan korban yang bernama Anatji Agustenli Banoet, baru saja meninggal karena sakit yang dideritanya.
Pemuda yang biasa disapa Frid ini memang sudah mengungkapkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya sejak ia pulang dari Surabaya.
• Us Bapa: Bupati Sikka Tidak Bisa Peringatkan Dewan, Sebab Ini Alasannya
Setidaknya inilah yang dikisahkan ipar dari Frid yang bernama Fery Ferguson Baria. Fery menikah dengan kakak perempuan Frid yang baru saja meninggal itu.
Fery mengisahkan, korban sempat bekerja di salah satu perusahaan di Kota Surabaya beberapa tahun lalu. Ia pun memilih pulang kembali ke Kota Kupang lantaran menderita sakit.
• Caleg DPRD Ende Diancam 15 Tahun Penjara Terlibat Kasus Human Trafficking
Menurut Fery, saudara iparnya itu sudah sering mengungkapkan keinginannya untuk bunuh diri karena mengalami depresi berat. Namun, ia dan keluarga sudah menasihatinya untuk tidak melakukan hal itu.
"Beta sempat omong di dia kalau mati bunuh diri itu mati yang sonde wajar," ungkap Fery menirukan pesannya kepada korban.
Bahkan sampai dua hari lalu, korban masih juga mengutarakan niatnya untuk bunuh diri.
Pria yang bekerja di Timika, Papua ini juga menceritakan korban sempat meminta kepada ibunya, Martha Tajo Talo supaya tidak memberi dia makan lauk lagi. Dia hanya ingin makan nasi putih kosong dan air putih. "Dia hanya makan itu saja," ujarnya.
Oleh kerabat keluarga dan tetangga, sejak pulang dari Surabaya, korban jarang keluar rumah dan bertegur sapa dengan para tetangga. Hal ini juga diakui oleh Fery dan ayahnya John Baria.
Menurut keduanya, korban memang sangat pendiam dan banyak menghabiskan waktu di dalam kamar.
Beberapa orang warga yang ditemui juga mengungkapkan hal serupa. Korban banyak menghabiskan waktu di dalam kamar dan merupakan pribadi yang pendiam.
Lebih lanjut, Fery mengatakan sepeninggal kakak perempuannya, korban hanya tinggal bertiga bersama ibunya dan keponakan laki-lakinya yang merupakan anak dari Fery dan almarhum kakaknya.
Frid ditemukan tewas gantung diri di dalam kamar tepatnya di bagian jendela kamar dengan menggunakan tali sumur. Fery juga tak tahu darimana adik iparnya itu mendapatkan tali itu.
Saat gantung diri, ibu korban sedang berada di Rumah sakit Dedari dan sedang menunggu kedatangan korban yang hendak menyusul.
Namun sayang, ketika sampai di rumah, ibunya terkejut mendapati anaknya sudah tak bernyawa di dalam kamar.
Polisi sudah melakukan olah TKP dan membawa jenazah ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diotopsi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)