Berita Manggarai Barat Terkini
Sejumlah Komponen di Labuan Bajo Menolak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Sejumlah komponen di Labuan Bajo, menolak tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Sejumlah komponen di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menandatangani kesepakatan bersama untuk menolak tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Selasa (11/12/2018) sore.
Penandatanganan itu berlangsung di halaman kantor Bupati Mabar, setelah pawai bersama dari Lapangan Kampung Ujung hingga di halaman kantor bupati.
Komponen-komponen yang terlibat terdiri dari sejumlah LSM, komunitas, instansi pemerintah, tokoh masyarakat, aktivis serta elemen terkait lainnya. Wakil Bupati Mabar, Maria Geong, hadir langsung dalam kegiatan tersebut.
• Begini Kiat UPT PPKAD Malaka untuk Meningkatkan Realisasi Pajak Kendaraan
Koordinator Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak, Suster Yosephina Pahlawati, SsPS menyampaikan bahwa kegiatan hari itu merupakan bagian dari kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Kampanye untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak di seluruh dunia," kata Suster Yosephina.
• Di TTS Tiga Peserta Tak Ikuti SKB
Dia menjelaskan, kegiatan yang dilakukan di seluruh dunia itu dimulai sejak tahun 1991.
Ada dua kesempatan setiap tahun yang perlu dilakukan refleksi dan direnungkan secara mendalam kata dia, yaitu setiap tanggal 25 November yang merupakan hari internasional penghapusan kekerasan terhadap Perempuan dan tanggal 10 Desember sebagai hari Hak Asasi Manusia (HAM) internasional.
Disampaikannya, sesuai dengan data dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A); Unit PPA Polres Mabar dan LSM Yakines, diketahui bahwa terdapat 55 korban kekerasan di Mabar yang terdiri dari 42 perempuan dan 13 anak.
Menurut Suster Yosephina, jumlah tersebut jauh lebih kecil dengan jumlah kasus kekerasan yang sebenarnya.
"Sebagian besar kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak dilaporkan karena faktor lingkungan yang belum mendukung pelaporan kasus kekerasan. Apalagi minimnya pengetahuan tentang kekerasan serta tidak tersedianya sarana dan prasarana yang memberikan layanan komprehensif bagi korban kekerasan," kata Yosephina.
Sementara itu Wakil Bupati Mabar Maria Geong, menyampaikan bahwa kegiatan hari itu membuktikan seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah maupun komunitas lainnya di Mabar berkomitmen untuk hentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Di Manggarai Barat ini, masalah tindakan kekerasan cukup tinggi. Menjadi tanggung jawab kita semua untuk putuskan mata rantai tindakan kekerasan itu. Masalah tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak tentu sangat memprihatinkan kita semua,'' kata Maria. Kegiatan hari itu berlangsung aman dan lancar sampai selesai. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Servatinus Mammilianus)