Berita Kabupaten Nagekeo Terkini
Petani di Desa Podenura Mengeluhkan Anjloknya Harga Kopra
Sejumlah petani Kopra di Desa Podenura Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo mengeluhkan anjloknya harga kopra
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | MBAY - Sejumlah petani Kopra di Desa Podenura Kecamatan Nangaroro Kabupaten kini mengalami masa sulit setelah diperhadapkan dengan masalah rawan pangan yang terjadi di wilayah Nagekeo.
Kini kembali diperhadapkan dengan anjloknya harga kopra. Harga kopra sebelumnya per koligram lima ribu hingga sepuluh ribu rupiah kini hanya seharga dua ribu lima ratus rupiah per kilogram.
Kepala Desa Podenura nagekeo/ Anselmus Nuwa, menjelaskan, kopra merupakan salah satu komoditi ungglan yang menjadi sumber pendapatan para petani yang ada di desa tersebut.
• 41 Pejabat Rebut 8 Jabatan Kepala Dinas di Pemkab Lembata
Anjloknya harga kopra saat ini membuat para petani menjerit. Hasilnya para petani enggan menjual kopra milik mereka akibat harga yang sangat anjlok.
Anselmus mengatakan saat ini para petani di desa tersebut tidak mengolah hasil kepala mereka untuk menjadi kopra karena harga jual tidak sesuai dengan harapan.
• Pol PP Flotim Menduga Ada Istri Dijual Suami Jadi PSK di Larantuka
"Anjloknya harga kopra itu sudah terjadi sejak bulan Juni. harga yang sebelumnya mencapai lima ribu rupiah hingga sepuluh ribu rupiah perkilogram kini hanya dua ribu lima ratus rupiah per kilogram. Akibatnya petani harus menjerit karena diperhadapkan dengan kekurangan pangan dan kembali diperhadakan dengan harga kopra yang anjlok," ungkap Anselmus, kepada POS-KUPANG.COM, Selasa (11/12/2018).
Ia menjelaskan untuk membeli satu kilogram beras petani harus menjual kopra sebanyak lima sampai enam kilogram, hal ini dikarenakan harga beras juga mengalami peningkatan.
Ia mengungkapkan untuk bertahan hidup warga hanya mengandalkan bahan pangan lokal seperti umbi umbian dan juga sumber pangan lokal lainnya.
Dirinya berharap dengan kehadiran pemerintah menjadi hal penting untuk kembali menstabilkan harga kopra yang saat ini sangat merugikan para petani kopra di wilayah desa podenura.
Warga Podenura, Ludgardi Wea, mengaku senang karena ada perhatian khusus dari Pemerintah Nagekeo terkait kondisi pangan yang ada di Desa Podenura.
"Pak Kadis pangan daerah pernah datang. Makanya Dinas sangat fokus untuk melakukan antisipasi. Kelor salah satu tanaman untuk mencukupi pangan segar nantinya," ujarnya.
Ia mengatakan dirinya akan menaman, merawat Kelor tersebut hingga bisa panen hasilnya.
"Kami juga berharap agar ada tim dari dinas yang beri kami pelatihan untuk pengolahan pangan lokal. Kami sangat membutuhkan itu," ungkapnya.
Warga lain, Siprianus Batu mengapresiasi langkah Pemda Nagekeo dalam hal ini Dinas Pangan Daerah Nagekeo yang sudah berinisiatif melaksanakan pencanangan gerakan menanam Kelor.
"Masukan kami atau harapan kami tidak sekedar pencanangan tapi kami harap agar ada program merawat dan hingga panen nanti. Kalau pemda bisa membuat program ini bisa membuahkan hasil. Karena tanaman Kelor itu butuh perawatan yang baik," ujarnya.