Berita NTT Terkini

Perempuan Ini Ikut Demo di DPRD NTT Mengaku Jadi PSK Demi Sekolahkan Anak, Begini Kisahnya

Perempuan Ini Ikut Demo di DPRD NTT Mengaku Jadi PSK Demi Sekolahkan Anak, Begini Kisahnya

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Laus Markus Goti
Para PSK berdiskusi di depan kantor DPRD Provinsi NTT usai unjuk rasa menolak penutupan Lokalisasi Karang Dempel Kupang, Senin (10/12/2018). 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Salah seorang perempuan yang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) di Lokalisasi Karang Dempel Kupang menjadi PSK bukan cari uang untuk senang-senang tapi demi sekolahkan anak-anaknya di Jawa.

Hal itu dijelaskannya saat ditemui POS-KUPANG, Senin (10/12/2018) petang, di Karang Dempel.

Siangnya perempuan ini bersama rekan-rekannya melakukan aksi unjuk rasa di Polda dan kantor DPRD Provinsi NTT menolak kebijakan pemerintah kota Kupang menutup lokalisasi tersebut.

Diduga Kelelahan, Warga Bebar Maluku Tenggara Barat Tewas di atas Sabuk Nusantara

"Saya ikut unjuk rasa karena saya ingat anak-anak saya di Jawa yang masih sekolah. Saya layani tamu, dapat uang, saya kirim buat anak saya, bukan untuk kesenangan saya," katanya.

Ia mengaku dirinya kecewa dengan rencana pemerintah menutup lokalisasi Karang Dempel, karena rencana tersebut, kata dia tidak melibatkan para PSK.

"Kami tidak diminta pendapat, jangan buat sepihak begini buat rencana. Bagaimana dengan nasib kami," tegasnya.

Gubernur Laiskodat Undang Alkatiri Hadiri HUT NTT

Ia menjelaskan, jika Karang Dempel ditutup, maka praktek prostitusi liar, tanpa pengawasan akan meningkat.

Ia juga tidak setuju dengan kebijakan pemerintah, yang katanya akan memberikan latihan keterampilan kepada PSK kalau Karang Dempel ditutup.

"Katanya mau beri pelatihan keterampilan (menjahit, tata boga, kecantikan) untuk kami, selama tiga bulan. Secepat itu? Yang kuliah bertahun-tahun aja gak mahir-mahir," keluhnya.

Ia berharap Pemerintah Kota Kupang mau membuka ruang mendengar keluh kesah dari PSK, supaya bisa membuat kebijakan yang lebih berimbang dan tidak merugikan PSK. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved