Berita Flores Timur Terkini
Pelajar SMAN 1 Tanjung Bunga Adukan Kepsek dan Para Guru Kepada Wakil Bupati Flores Timur
Para siswa dan siswi SMAN 1 Tanjung Bunga mengadukan kepala sekolah dan para guru mereka kepada wakil bupati Flores Timur
Penulis: Felix Janggu | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Feliks Janggu
POS-KUPANG.COM | LARANTUKA - Para siswa dan siswi SMAN 1 Tanjung Bunga Flores Timur mengadukan kepala sekolah dan para guru mereka kepada wakil bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, Senin (19/11/2018).
Para siswa berseragam lengkap didampingi orang tua mereka menemui Agus Boli di ruang kerjanya. Mereka menyampaikan keluhan kepala sekolah dan oknum guru di sekolah itu tidak akur satu sama lain.
Bahkan ada oknum guru karena tidak cocok dengan kepala sekolah, memilih tidak masuk sekolah. Para pelajar pun sebagian tidak masuk sekolah.
Baca: Lima Cabang Olahraga Ini Dipertandingkan untuk Meriahkan HUT ke-60 Provinsi NTT
Kepala SMAN 1 Tanjung Bunga, Philipus Miten Kleden, dihubungi POS-KUPANG.COM Senin (19/11/2018) mengatakan tidak tahu alasan aksi para siswanya.
Namun berdasarkan informasi yang diperolehnya para siswa mengadukan tidak akurnya para guru dengan dirinya sebagai kepala sekolah di sekolah itu.
Baca: Tokoh Agama: Mencegah Pencurian dan Perampokan Harus Dimulai dari Keluarga Sendiri
"Saya bingung saya tidak tahu apa masalahnya," kata Miten Kleden.
Miten Kleden meyakini ada oknum guru di balik aksi para siswa itu. Termasuk yang menfasilitasi para pelajar menumpangi pikap untuk ke Larantuka.
Tetapi Miten Kleden juga mendukung para siswa agar bisa tahu siapa guru yang tidak masuk sekolah selama ini.
Kata Miten Kleden, sejauh ini tidak ada masalah antara dirinya dengan para guru di SMAN 1 Tanjung Bunga.
Ia juga tidak menerima adanya pengaduan siswa terkait guru yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai pendidik.
"Kita mau lihat guru siapa yang tidak masuk. Dan siapa di belakang aksi para siswa itu," kata Miten Kleden.
Miten Kleden meminta para guru untuk tetap menjalankan kewajiban sebagai seorang guru.
"Nanti mereka pulang pasti saya akan menanyakan para siswa yang bertemu wakil bupati," kata Miten Kleden.
"Sebenarnya saya tidak mau beri tanggapan, tapi pasti ada oknum guru di belakang aksi anak-anak," kata Miten Kleden.
Seharusnya, kata Miten Kleden jika ada yang tidak disetujui dari kebijakan di sekolah, maka saat rapat dewan guru semua permasalahan itu harus disampaikan.
"Saya tidak tahu ada permasalahan itu," kata Miten Kleden. (*)