Berita NTT Terkini
Tanggapan Jessika Mantan TKW Terkait Moratorium TKI
Jessika Manafe, mantan TKW asal Semau, yang saat ini menjadi pimpinan PJTKI Vicotama Bina Terampil mendukung pemerintah NTT moratorium TKI
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Jessika Manafe, mantan TKW asal Semau, yang saat ini menjadi pimpinan PJTKI Vicotama Bina Terampil mendukung pemerintah NTT melakukan moratorium TKI.
Hal tersebut dikatakan Jessika, saat dihubungi POS-KUPANG.COM, Kamis (15/11/2018). Jessika menjelaskan, jika moratorium dimaksud adalah hanya mengirim TKI yang berkompeten, itu baik.
Sebagai mantan TKW yang pernah bekerja di luar negeri, Jessika menuturkan, kompetensi dan keterampilan memang sangat dibutuhkan.
Baca: Anita Gah: Saya Tidak Mau Masyarakat Berkeluh Kesah Mengenai Pencairan PIP
"Kita bekerja di negeri orang, budaya kebiasaan, tatakrama, bahasa sangat jauh berbeda. Nah kalau kita tidak punya kompetensi dan keterampilan bagaimana kita bisa bekerja," tegasnya.
Ia mengatakan, pemerintah juga perlu melakukan penertiban PJTKI yang beroperasi di NTT. Lanjutnya, di NTT hanya ada sekitar 43 PJTKI resmi.
Baca: KPU Ngada Sudah Laksanakan Pleno PDPTHP 2
Penertiban PJTKI, kata Jessika, juga bisa mengatasi pengiriman TKI yang tidak berkompeten atau secara ilegal.
Jessika mengatakan, pemerintah juga harus melakukan pengawasan secara ketat pengiriman secara ilegal yang dilakukan oleh perorangan. Hal ini, jelasnya, marak terjadi.
Pemerintah NTT, lanjut Jessika, sebaiknya tidak mengirim TKI ke negara-negara yang selama ini sering terjadi kasus penganiyaan kepada TKI.
Selain itu, ia berharap pemerintah memperhatikan para TKI yang sudah kembali ke NTT.
"Para TKI yang bekerja di luar negeri sudah menyumbang negara dengan devisa, masa kembali ke kampung halaman, tidak diperhatikan oleh pemerintah," jelasnya.
Terkait PJTKI yang dipimpinnya, Jessika menjelaskan, pihaknya mengirim TKI sesuai prosedur yang berlaku. Ia menjelaskan, latihan keterampilan yang diberikan disesuaikan dengan standar kompetensi dari negara tujuan.
Selain itu, jelasnya, pihaknya selalu memantau para TKI yang mereka kirim. "Jadi kami selalu pantau. Jadi kami selalu proteksi TKI-TKI yang kami kirim. Sejauh ini, terhitung sejak 2016 sampai saat ini sudah mengirim puluhan TKI," jelasnya. (*)