Berita Kabupaten Nagekeo

SDI Waturedu dan Rumah Literasi Cermat Ngada Adakan Kegiatan Ini Di Mbay

Sekolah Dasar Inpres (SDI) Waturedu di Kelurahan Danga Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo Bekerja sama dengan Rumah Literasi Cermat (RLC)

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
Suasana saat kegiatan ecoliteracy oleh SDI Waturedu Danga dan RLC Ngada di SDI Waturedu Danga Kecamatan Aesesa, Mbay Kabupaten Nagekeo, Selasa (30/10/2018). 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Sekolah Dasar Inpres (SDI) Waturedu di Kelurahan Danga Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo Bekerja sama dengan Rumah Literasi Cermat (RLC) Ngada, menggelar kegiatan ecoliteracy bagi siswa dan guru-guru.

Kegiatan itu berlangsung selama dua hari, Selasa (30/10/2018) hingga Rabu (31/10/2018) bertempat SDI Waturedu, Danga, Mbay Kabupaten Nagekeo.

Rangkaian kegiatan itu di isi dengan edukasi tentang lingkungan hidup, demo membuang sampah pada tempatnya, pengolahan limbah kertas koran menjadi karya seni bernilai ekonomis.

Selain itu ada juga kegiatan pelatihan menulis kepada siswa dan para guru.

Baca: Gery Optimis PS Wanita Dewasa Sikka Raih Nominasi Pesparani Nasional

Baca: Lokasi Setrum Listrik di Kota Maumere Jadi Pusat Perhatian

Baca: DPRD NTT Ingatkan Pemerintah Soal Perbatasan Darat dan Laut Antara RI dan Timor Leste

Baca: Jemaat Yegar Osmo Rayakan Hari Reformasi dengan Ragam Perlombaan

Baca: Bawaslu Mabar dan Semua Panwascam Bahas Pengawasan Para Caleg

Baca: Pemkab Kupang Setujui Adanya Moratorium Tenaga Kerja

Baca: Gelorakan Semangatmu untuk Lembata

Kegiatan ecoliteracy itu baru pertama kali diselenggarakan di Nagakeo.

Pihak SDI Waturedu menghadirkan pembicara dari RLC Ngada, Emanuel Djomba dan pegiat lingkungan hidup Drg. Martha Lamanepa dari Nagekeo.

Kepala SDI Waturedu, Hilasintus Nuwa, ketika membuka kegiatan ecoliteracy tersebut mengatakan, ecoliteracy dibutuhkan setiap siswa agar sejak dini memiliki kepekaan terhadap kesinambungan lingkungan hidup di masa yang akan datang.

“Ini penting dikampanyekan kepada seluruh peserta didik, khususnya di tingkat pendidikan dasar, karena merupakan fondasi pendidikan dikemudian hari dalam merawat bumi,” ujar Hilasintus.

Baca: Ternyata Ini Penyebabnya Siswi dari Nagerawe Dilarikan ke Puskesmas Boawae

Baca: 700 Anak Hadir Acara Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia

Baca: Benarkah Biji Alpukat Ternyata Kaya Manfaat Bagi Kecantikan Wajah dan Rambut?

Baca: Ini 4 Kasus Pembantaian Paling Memilukan Sepanjang Sejarah, Miris Loh!

Baca: BMKG Beri Peringatan Dini Agar Waspadai Gelombang Setinggi Dua Meter di Beberapa Perairan NTT

Sementara Drg. Martha Lamanepa dalam sesi motivasi kepada siswa dan guru menyampaikan kiat gerakannya dalam mengatasi masalah sampah di kota Mbay.

Martha mengajak siswa agar mengatasi masalah sampah mulai dari lingkungan sendiri. Kemudian menawarkan kepada siswa untuk memanfaatkan bank sampah dan menabung.

Malalui Gerakan Liat Sampah Ambil (GELISA), Martha Lamanepa mengajak para siswa dan guru di sekolah itu untuk memulai.

“Memulai memang sulit, tetapi kita tidak boleh berhenti. Para guru sejak dini diharapkan terus nenanam nilai pada anak tentang masalah lingkungan, karena anak adalah agen perubahan,” ungkap Martha.

Martha mengaku masalah sampah, dapat menimbulkan berbagai penyakit yang mengancam kesehatan manusia.

Baca: Tampil Cantik dan Anggun, Maia Estianty Ucap Alhamdulillah Menikah dengan Irwan Mussry

Baca: Cinta Segitiga TKW Asal Hongkong Berakhir di Tangan Polisi

Baca: Yuk Kepoin! Zodiak Ini Diwanti Wanti Mulai Hubungan yang Baru. Anda Termasuk?

Baca: Artis Ini Jatuh Bangun Dalam Karier Kini Dikabarkan Jadi Mualaf, Yuk Simak 5 Fakta Tentang Dirinya

"Karena itu sampah yang ada di sekitar kita harus diatasi sehingga lingkungan tetap bersih,” ujar Martha.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved