Berita Kabupaten TTU Terkini
Pemerintah Dinilai Terlambat Mencegah, Nus Akui Kayu Sonokeling di TTU Hampir Habis
Pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi NTT sudah terlambat melakukan pencegahan pembalakan liar terhadap kayu sonokeling di TTU.
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Salah satu pengumpul kayu sonokeling di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nus Barabosa mengatakan, pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi NTT sudah terlambat melakukan pencegahan pembalakan liar terhadap kayu sonokeling di TTU.
Pasalnya banyak sekali kayu sonokeling dibeberapa kawasan hutan lindung di Kabupaten TTU hampir habis. Hal itu karena kayu tersebut dipotong habis oleh masyarakat, dan kemudian masyarakat menjualnya kepada para pengusaha kayu di TTU.
"Sebenarnya kita sudah terlambat. Termasuk dengan pemda ini juga sudah salah. Yang paling fatal itu adalah kehutanan dan BKSDA. Karena memang banyak sekali kayu dari kawasan yang dipotong," ungkapnya kepada POS- KUPANG.COM, Sabtu (27/10/2018).
Baca: Saber Pungli OTT di Pelabuhan Aimere, Ini Hasilnya
Nus mengungkapkan, kuat dugaan perusahaan kayu yang beroperasi di Kabupaten TTU telah bekerja sama dengan aparat kepolisian dan BKSDA dan Kehutanan Kabupaten TTU karena banyak sekali kayu dalam kawasan yang dipotong.
"Kelihatan mereka ada pegang aparat. Mereka bekerja sama dengan aparat, bayangkan kayu sonokeling yang ada kawasan hutan sudah dipotong secara besar-besaran, tapi tidak dilakukan penangkapan," ujarnya.
Baca: Dukung Instruksi Gerakan Kebersihan, DPRD Minta Harus Jadi Contoh
Nus menceritakan, dirinya juga pernah pergi sampai ke dalam kawasan hutan BGR di Kelurahan Tubukue, Kecamatan Kota Kefamenanu. Namun ditemukan kayu sonokeling yang masih muda ditebang dan dibuang begitu saja dijalan dan didalam kawasam hutan.
"Tapi terahir saya tidak beli kayu sonokeling karena rata-rata kayu yang bagus sudah abis dari tahun lalu. dan itu di dalam kawasan huta. Kayu sonokeling dalam kawasan hutan sudah terlalu banyak yang dipotong," ungkapnya.
Meenurutnya, berdasar informasi kayu sonokeling di jual sangat mahal di surabaya namun tergantung dari kuakitas kayu tersebut. Harga kayi sonokeling untuk kualitas A0 saja sebesar Rp. 14 juta lebih.
"Kalau A7 hargannya bisa Rp. 40an juta. Nah kalai misalkan dalam satu kontainer sekitar belasan kubik, berapa jumlah uang yang diterima. Terlalu banyak. Apalagi kasih turun empat kontainer dalam satu kali pengiriman," ungkapnya. (*)