Berita Nasional

Hashim Djojohadikusumo Blak-Blakkan Ungkap Karakter Asli Prabowo Subianto, Faktanya Mengejutkan

Hashim Djojohadikusumo Blak-Blakkan Ungkap Karakter Asli Prabowo Subianto, Faktanya Mengejutkan Publik.

Editor: maria anitoda
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Hashim Djojohadikusumo Blak-Blakkan Ungkap Karakter Asli Prabowo Subianto, Faktanya Mengejutkan Publik 

POS-KUPANG.COM - Hashim Djojohadikusumo Blak-Blakkan Ungkap Karakter Asli Prabowo Subianto, Faktanya Mengejutkan Publik.

Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo menyambangi redaksi Tribun di Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (18/10/2018).

Ditemani wakil direktur Budi Purnomo Karjodiharjo, Hashim memaparkan mengenai pencalonan kakaknya, Prabowo Subiantosebagai Presiden.

MENURUT Hashim, kembali majunya prabowo dalam Pemilu presiden 2019, bukan karena haus kekuasaan.

 29 Pasang Siswa di Kecamatan Kota Waingapu dan Kambera Unjuk Kebolehan dalam Fashion Show

Sekjen PAN Akui Sejumlah Calegnya Menolak Kampanyekan Prabowo-Sandi

Unggah Foto Bareng Prabowo, Jokowi Ucapkan Selamat Ulang Tahun

Kata Hashim, jika Prabowo haus kekuasaan maka Gerindra sudah ada di pemerintah sejak 9 tahun lalu di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


"Prabowo dituding ngotot, haus kekuasaan, haus jabatan, itu persepsi ya. Kalau haus jabatan, Prabowo sudah di pemerintahan sejak 14 tahun lalu, kalau haus jabatan sudah di pemerintahan sejak 9 tahun lalu.

Kalau haus jabatan sudah masuk pemerintahan Jokowi. Kalau haus Jabatan sudah mau jadi calon wakil presiden Jokowi," kata Hashim.

Untuk diketahui, Pilpres 2019 merupakan Pemilu ketiga bagi Prabowo.

Pada Pemilu 2009, Prabowo menjadi Cawapres Megawati Soekarnoputri, namun kala itu Prabowo kalah oleh pasangan SBY-Boediono.

Lima tahun kemudian Prabowo menjadi Capres berpasangan dengan Hatta Rajasa.

Prabowo kembali kalah, kini oleh pasangan Jokowi-JK. Menurut Hashim, majunya kembali Prabowo bukan karena berkeras mengejar kekuasaan.

Melainkan karena peduli dengan kondisi bangsa Indonesia.

Hashim mengatakan empat keluarganya gugur pada massa perjuangan kemerdekaan dulu.

"Kami merasa terpanggil untuk menyelamatkan Indonesia.

Keluarga kami gugur untuk Republik. Paman kami gugur dibunuh dalam suatu pertempuran.

Mereka gugur bukan untuk jabatan, tapi untuk satu untuk cita cita Indonesia," katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved