Berita Kabupaten TTU Terkini
Kepala SMK Dua Putra Minta Siswanya Minum Air dari Kloset, Ini Pengakuan Mengejutkan Orangtua
Daniel Methan, sangat marah dan kecewa terhadap sanksi yang diberikan oleh Kepala SMK Swasta Dua Putra, Alfred L Banafanu
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Daniel Methan, warga RT 15/RW 08, Dusun D, Desa Bujaepasu, Kecamatan Miomaffo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mengaku sangat marah dan kecewa terhadap sanksi yang diberikan oleh Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta Dua Putra, Alfred L Banafanu terhadap siswa di sekolah itu.
Pasalnya, sejumlah siswa diminta oleh Kepala SMK Swasta Dua Putra, Alfred L Banafanu tersebut untuk minum air dari kloset sebagai sanksi karena memakai lipstik yang terlalu berlebihan pada saat jam sekolah, Rabu (17/10/2018) di sekolah itu.
Diakui Daniel, saat itu dirinya baru pulang dari hutan. Setibanya di rumah, ia mendengarkan cerita dari anak-anaknya yang tinggal di kos adiknya mengatakan bahwa kepala sekolah tersebut menyuruh anaknya untuk minum air dari kloset.
Baca: KPU Kabupaten Kupang Verifikasi Ulang Data DPT Ganda
"Saya punya anak kandung minum juga. Sepulang saya dari hutan ada dengar cerita dari anak-anak yang tinggal di adik punya kos bahwa om, om punya anak dikasi minum air kloset," kata Daniel kepada POS- KUPANG.COM di Desa Bujaepasu, Kamis (18/10/2018) pagi.
Baca: Marsel Jeramun Berharap PDAM Labuan Bajo Jangan Hanya Utamakan Keuntungan
Mendengar cerita itu, kata Daniel, dirinya langsung marah dan kecewa terhadap tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah itu. Menurutnya, sanksi yang diberikan oleh kepala sekolah tersebut sangat tidak manusiawi.
"Saya langsung marah, wah itu tidak mauniawi lagi. Itu binatang. Baru yang kasih minum adalah kepala sekolah lagi," ungkapnya.
Merasa tidak terima dengan sanksi yang tidak manusiawi itu, ungkap Daniel, pada saat itu, dirinya ingin menemui kepada sekolah untuk menanyakan kebenaran kejadian tersebut di Kuburan Oebuni sekaligus untuk membakar lilin.
"Maksud saya mau ke kuburan Oebuni untuk bakar lilin kemudian cari dia (kepala sekolah). Sampai di kuburan ada dia di sana mencat kuburan. Saya langsung bakar lilin habis, kemudian saya langsung tegur dia. Bapak ni perlakukan saya punya anak seperti binatang," ungkapnya.
Setelah mengatakan seperti itu, jelas Daniel, kepala sekolah tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak meminta siswanya untuk minum, tetapi meminta siswa untuk kumur saja.
"Saya tegur dia begini, dia jawab, tidak saya tidak suru minum tapi hanya kumur saja. Saya bilang kalau memang pak rasa kumur itu bisa, ya pak kumur duluan baru saya punya anak kumur. Karena air itu air kotor," kesalnya.
Pada saat itu, ungkap Daniel, kepala sekolah itu langsung meminta dirinya untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut melalui aparat penegak hukum.
"Lalu dia bilang, sudah om kalau om tidak puas suru om dengan om punya anak pergi lapor saja to. Saya bilang oke. nanti baru kita ketemu," ungkapnya. (*)