Berita Gempa Sumba
Gempa Sumba NTT Tidak Berpotensi Tsunami, Arief Imbau Masyarakat Tetap Tenang
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Waingapu, Arief Tyastama, mengatakan, hasil pemodelan gempa di Sumba Timur, tidak berpotensi tsunami.
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU - Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Waingapu, Sumba Timur, Arief Tyastama, mengatakan, hasil pemodelan gempa Sumba Timur, Provinsi NTT, tidak berpotensi tsunami.
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu tentang gempa sumba yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Arief Tyastama kepada Kompas.com, Selasa (2/10/2018).
Empat kali gempa bumi (gempa sumba) mengguncang wilayah Kabupaten Sumba Timur, Selasa (2/10/2018) pagi. Empat kali gempa bumi dengan magnitudo 5,2 kemudian 5,3 dan 6 hingga 6,3 itu terjadi pada pukul 7.12 Wita, 7.27 Wita, 7.59 Wita, dan 8.16 Wita.

Baca: Gempa Sumba NTT, Pusatnya di Sumba Timur tapi Getarannya Dirasakan hingga NTB
Menurut Arief Tyastama, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menyusup di bawah Lempeng Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (thrust fault).
Baca: Gempa dan Tsunami Palu, Air Minum dan Mi Instan untuk Korban Dikirim dengan Helikopter
Guncangan gempa bumi yang pertama dilaporkan dirasakan di Waingapu dengan skala intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI). Kemudian guncangan gempa bumi yang kedua dilaporkan dirasakan di Waingapu dengan skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI). Guncangan gempa bumi ketiga dirasakan di Waingapu dan Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya II SIG-BMKG (IV MMI). Guncangan gempa bumi keempat dirasakan cukup kuat antara lain di Baing III SIG-BMKG (VI MMI), Haharu II SIG-BMKG (V MMI), Waingapu II SIG-BMKG (IV MMI), Nihiwatu, Sumba Barat.
"Kemudian dirasakan di Tambolaka dan Waikelo, Sumba Barat Daya II SIG-BMKG (II-III MMI), serta Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTT) II SIG-BMKG (III MMI)," jelas Arief kepada Kompas.com, Selasa (2/10/2018) pagi. (*)