SMAK Frateran Podor Larantuka Butuh Guru Dengan Kriteria Seperti Ini

SMAK Frateran Podor Larantuka, Kabupaten Flores Timur membutuhkan guru dengan kriteria seperti ini.

pos kupang/felix janggu
Wakasek Bidang Kurikulum SMAK Frateran Podor Larantuka Drs. Robert Sabon Taka. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Feliks Janggu

POS-KUPANG.COM|LARANTUKA - SMAK Frateran Podor Larantuka, Kabupaten Flores Timur membutuhkan guru dengan kriteria seperti ini.

Animo lulusan SMP di Kota Larantuka bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Frateran Podor Larantuka Flores Timur meningkat setiap tahun.

Menariknya meski menjadi sekolah favorit, sekolah itu tidak mengadakan seleksi masuk bagi para siswanya. Sebaliknya guru diseleksi secara ketat.

Baca: STIKES Nusantara Kupang Dukung Mahasiswa Peduli Lingkungan Sosial, Bagaimana Caranya?

Baca: Siang Ini DJ Korban Dugaan Peluru Nyasar Polisi Dioperasi di RSUD Maumere

Baca: Cagub NTT Esthon Sebut Cagub Viktor Dengan Sapaan Adik, Apa Maksudnya Sih?

"Kita membutuhkan guru berkarakter. Sementara siswa, kita pakai sistem seleksi alami. Yang tidak mampu bersaing akan terpental saat kenaikan kelas," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Drs. Robert Sabon Taka Selasa (12/6/2018).

Saat ini, kata Sabon Taka, SMAK Frateran Podor membutuhkan guru Bahasa Inggris, Guru Matematika, Guru Sejarah, Guru Fisika, Guru Kimia dan Guru BP/BK.

"Mencari guru berkarakter saat ini agak sulit. Makanya kita seleksi benar untuk menjadi guru di sini," kata Sabon Taka.

Sabon Taka menantang sarjana-sarjana muda asal Flotim untuk bergabung menjadi pendidik di SMAK Frateran Podor Larantuka.

"Kita tidak asal rekrut, nanti kita pusing sendiri. Guru berkarakter meski dia mengajar tidak sesuai keahliannya, biasanta ia bisa mengajar dengan baik," kata Sabon Taka.

Baca: Bupati Stef Bria Sulap Masin Lulik Jadi Lokasi Pariwisata Alam di Malaka

Baca: 5 Perempuan Ini Melahirkan di Usia Paruh Baya, Bagaimana Penjelasan Medisnya

Baca: Ditinggal Tidur 3 Jam, Antonius Febrianto, Nelayan Magepanda Hilang di Laut Nangahure

Sebaliknya seorang guru meski lulusan terbaik dari universitas, akan ketahuan karakternya saat mereka mengajar.

"Kadang masuk kelas hanya sibuk main HP dan suruh siswa membaca buku dan anak lain mencatat. Mau jadi apa masa depan anak kita," kata Sabon Taka.

Sekolah di bawah naungan Yayasan Mardi Wiyata ini ingin dari guru-guru berkarakter mewarisi siswa karakter yang baik pula. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved