Madu Asal Ilebura Flores Timur Ini Tembus Pasar Nusantara
Produksi Madu Hutan di Desa Dulipali Kecamatan Ilebura Flores Timur tiap tahunnya cukup tinggi.
Penulis: Felix Janggu | Editor: Kanis Jehola

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Feliks Janggu
POS-KUPANG.COM | LARANTUKA- Produksi Madu Hutan di Desa Dulipali Kecamatan Ilebura Flores Timur tiap tahunnya cukup tinggi. Setiap petani madu minimal bisa menghasilkan 100 liter madu hutan tiap tahun.
Jika satu liter dijual dengan harga minimal Rp.150.000, maka setiap petani madu di Dulipali tiap kali panen mendulang uang sekitar Rp.15.000 tiap kali panen.
Baca: Program Kawasan Transmigrasi di Malaka Menyebar di Tujuh Lokasi, Dimana Saja?
Jika tiap tahun mereka panen dua kali, maka minimal setiap petahi Madu di Desa Dulipali mengantongi uang Rp.30 juta per tahun.
Kepala Desa Dulipali Thomas Miten Tukan menjelaskan bahkan satu petani bisa menghasilkan 500 liter madu hutan per tahun.
Pasalnya tiap pohon madu, bisa bersarang sampai puluhan sarang madu. Jika petani memiliki dua pohon madu, maka hasilnya akan menggembirakan.
"Sudah banyak madu dari sini dipesan dari Kalimantan dan Papua. Ada juga dari Pulau Jawa," kata Thomas.
Pengelolaan madu di Dulipali, kata Thomas masih sangat tradisional. Madu agar bisa dipanen secara berkesenambungan juga menggunakan kebajikan-kebajikan lokal.
Setiap kali madu dipanen, harus diawali dengan seremoni adat. Demikian juga agar madu tidak meninggalkan pohon warisan keluarga, hanya dilakukan dengan upacara adat.
"Jadi madunya tidak akan pergi. Kalau sudah pergi akan dipanggil pulang dengan upacara adat," kata Thomas.
Pohon madu bagi masyarakat Dulipali, kata Thomas memiliki nilai tersendiri. Baik nilai budaya terutama nilai ekonomis.
"Saya dengar pernah juga di sini ada peristiwa seorang menikah dan pihak laki-laki tidak bisa bayar belis. Sebagai ganti belis serahkan Pohon Madu itu," kata Thomas.
Begitu berharganya Pohon Madu di mata masyarakat, sedikit ranting pohon itu jatuh patah, maka segera dibuat seremoni adat.
Ritus adat juga dibuat di sekitar Pohon Madu mana kala pohon itu patah atau tumbang karena bencana alam. Tradisi itu diwariskan turun temurun.
Setiap Pohon Madu di pangkal pohonnya terdapat batu yang sengaja disimpan sebagai tempat dibuatkan ritus adat sebelum panen madu hutan. (*)