Pemerintah Terlena Hal Positif Pariwisata, Lupa Dampak Negatifnya. Suster Yosephina Minta Ini
Suster Maria Yosephina Pahlawati, meminta pemerintah solusi menangani berbagai persoalan yang muncul sebagai dampak buruk pariwisata.
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Kanis Jehola
Laporan wartawan Pos-Kupang.Com, Servatinus Mammilianus
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Aktivis kemanusiaan dari Rumah Singgah Perlindungan Perempuan dan Anak Labuan Bajo, Suster Maria Yosephina Pahlawati, meminta pemerintah segera mencari solusi menangani berbagai persoalan yang muncul sebagai dampak buruk dari pengembangan pariwisata.
Seperti pekerja di bawah umur, indikasi perdagangan manusia, dunia malam, HIV/AIDS, pelecehan seksual serta persoalan amoral lainnya.
Baca: Ratna dan Antonio Mengeluh, Luapan Banjir dari Kali Jembatan Oebelo Menggenangi Rumah Warga
"Selama ini seolah-olah pariwisata itu dampaknya baik semua. Pemerintah hanya sibuk urus hal-hal yang berdampak baik itu. Lupa mengurus dan memikirkan dampak-dampak negatifnya. Seharusnya dilakukan secara berimbang, tetap mengurus yang berdampak baik dan juga menangani dampak tidak baiknya," tegas Yosephina saat ditemui di Rumah Singgah Perlindungan Perempuan dan Anak Labuan Bajo, Senin (26/3/2018).
Baca: Nuryanti Dibunuh Pacarnya di Labuan Bajo, Suster Yosephina: Ini Harus Jadi Pelajaran Anak Muda
Dia menyayangkan pemerintah yang tidak serius menangani masalah HIV/AIDS di daerah itu.
Saat ini, kata dia, harus ada langkah yang lebih konkrit dan segera untuk penanganan semua masalah yang timbul karena pengembangan pariwisata.
"Harus diingat, saat pelaksanaan Festival Komodo kemarin terjadi sekitar tiga kasus pelecehan seksual yang terjadi setelah pulang dari lokasi festival, malam hari," kata Yosephina.
Persoalan lain yang lebih serius akibat pariwisata, kata dia, banyak yang tidak kelihatan di permukaan.
"Tentu tidak hanya pemerintah tetapi semua komponen harus peduli dan mencari solusi terhadap masalah dari dampak buruk pariwisata," kata Suster Yosephina. (*)