Jembatan Alorawe dan Jembatan Lari di Kabupaten Nagekeo Dibangun Tahun 2018

Pembangunan Jembatan Alorawe dan Jembatan Lari tertunda karena anggaran yang disediakan lebih kecil dari kebutuhan.

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/ADIANA AHMAD
Para siswa sekolah dasar dari Desa Alorawe menyeberangi sungai ketika hendak ke sekolah. 

Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Adiana Ahmad

POS-KUPANG.COM | MBAY - Sempat tertunda, pembangunan fisik Jembatan Alorawe di Kecamatan Boawae dan Jembatan Lari di Kecamatan Aesesa Selatan akan dibangun tahun 2018.

Pembangunan Jembatan Alorawe dan Jembatan Lari yang sedianya dibangun tahun 2017, tertunda karena anggaran yang disediakan lebih kecil dari kebutuhan.

Baca: Nama Lusia Adinda Lebu Raya dan Andre Pareira Muncul dari Jalur Aspirasi

Kepastian pembangunan fisik Jembatan Alorawe dan Jembatan Lari disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Nagekeo, Syarif Ibrahim ketika ditemui di Mbay, Senin (30/11/2017).

Syarif mengatakan, mempercepat pekerjaan fisik, proses lelang kedua jembatan itu akan dilakukan pada tahun ini.

Dikatakan Syarif, pembangunan kedua jembatan tertunda karena anggaran yang disiapkan lebih kecil dari kebutuhan. Setelah dihitung ulang, kata Syarif, pembangunan Jembatan Alorawe membutuhkan biaya Rp 3,2 miliar, dan Jembatan Lari Rp 3,5 miliar.

Baca: Tradisi Ritual Adat Minta Berkat Leluhur di Gunung Mandeu-Belu Punya Daya Tarik Wisata

Sebelumnya, Anggota Komisi B DPRD Nagekeo, Wenslaus Ladi mengatakan, kekurangan anggaran pembangunan Jembatan Alorawe karena anggaran yang disiapkan senilai Rp 1 miliar lebih sebagian diambil untuk biaya komponen lain.

"Terakhir sisa dana hanya Rp 700 lebih juta. Lanjut bangun fisik kurang. Harus dihitung ulang," kata politisi Partai Demokrat tersebut.

Demikjan dengan prmbangunan Jembata Lari di Aesesa Selatan.

Menurut Wens, kebutuhan jembatan sesungguhnya tidak hanya Lari dan Alorawe. Anak-anak di Boarebhe dan Dhawe Lidhe yang menempuh pendidikan di SD Rata juga membutuhkan jembatan.

Tidak harus jembatan besi, mereka cuma membutuhkan jembatan gantung agar tetap sekolah ketika kali yang membatasi kampung mereka dan sekolah tempat mereka menuntut ilmu, dilanda banjir pada musim hujan.

Baca: Mengagumkan! Baru Belajar Memotret, Hasil Foto Nenek 88 Tahun Ini Viral di Internet, Begini Aksinya

Tercatat ada sekitar belasan siswa dari Dhawe Lidhe setiap hari berenang menyeberangi sungai agar tetap sekolah.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved