Kasus Pungli Pelni Kupang

Ombudsman NTT Sudah Berulangkali Peringati Kacab Pelni Kupang

Pengaduan terhadap Pelni kan banyak sekali yang kita dengar, informasinya dari masyarakat

Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: Alfons Nedabang
POS KUPANG/ANDRI ATAGORAN
Satgas Saber Pungli Polda NTT memasang police line di kantor PT Pelni Cabang Kupang beberapa saat setelah melakukan operasi tangkap tangan (OTT), Selasa (19/9/2017) 

Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Novemy Leo

POS-KUPANG.COM | SOE - Jauh sebelum ditangkap terkait pungutan liar (Pungli), Ombudsman NTT sudah berulangkali memperingati pihak PT Pelni Cabang Kupang agar memperbaiki pelayanan.

Namun mereka masih membandel hingga akhirnya diciduk tim Saber Pungli Polda NTT.

"Kami pada dasarnya apresiasi terhadap teman-teman bidang penindakan di Polda. Kami beharap seluruh unsur pelabuhan yang lain seperti ASDP, KSOP Syahbandar termasuk Pelni, ini adalah OTT terakhir," kata Kepala Perwakilan Ombudsman NTT, Darius Beda Daton, SH saat dihubungi, Selasa (3/10/2017) malam.

Menurut Darius, pihaknya sudah sering melakukan rapat koordinasi dengan unsur-unsur pelabuhan. Dan, sudah ditegaskan berulangkali agar unsur pelabuhan itu bisa menutup celah Pungli.

"Teman-teman di Pelni sudah sering kami peringatkan tapi tetap saja terjadi. Begitupun dengan instansi lain di pelabuhan seperti KSOP Syahbandar dan ASDP, ada banyak laporan masyarakat yang masuk," ujar Darius.

Khusus untuk Pelni, demikian Darius, pihaknya sudah melakukan dua kali rapat koordinasi.

"Sebelumnya saya sudah ketemu Pak Adrian, Kepala Pelni di kantornya untuk masalah-masalah seperti adanya pungli tiket kapal. Tapi soal bagasi kapal baru pertama.

Pengaduan terhadap Pelni kan banyak sekali yang kita dengar informasinya dari masyarakat. Mininal yang kami peringatkan itu dia sudah bisa benahi ke dalam. Tapi karena belum lakukan akibatnya ya seperti ini," imbuhnya.

Darius mengatakan, tugas Ombudsman dalam Satgas Saber Pungli, yakni di bidang pencegahan.

"Tugas kami itu memberitahukan potensi potensi pungli di instansi itu dimana saja. Sehingga kami minta mereka membuat SOP agar tidak ada potensi pungli. Dan mereka harus bisa menutup celah celah pungli yang ada," katanya.

Darius mengatakan, dalam Rakor dengan Pelni beberapa waktu lalu, pihaknya susah meminta Pelni untuk membuat SOP dan menempelkan tarif barang dan penumpang di loket dan tempat yang bisa terbaca sehingga diketahui oleh masyarakat atau penumpang.

"Tapi mereka belum memberitahukan kepada kami apa mereka sudah membuat SOP dan menempelkannya atau belum," kata Darius.(*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved