Tahanan Tewas di Rutan Rote

BAA, POS KUPANG.Com -- Marthen Thine (50), seorang tahanan tewas dikeroyok empat tahanan dan dua narapidana (Napi) di Blok I Rumah Tahanan (Rutan) Ba'a, Rote Ndao, Selasa (22/3/2011) dinihari. Tewasnya Marthen menambah jumlah tahanan di NTT yang tewas di ruang tahanan.

BAA, POS KUPANG.Com -- Marthen Thine (50), seorang tahanan tewas dikeroyok empat tahanan dan dua narapidana (Napi) di Blok I Rumah Tahanan (Rutan) Ba'a, Rote Ndao, Selasa (22/3/2011) dinihari. Tewasnya Marthen menambah jumlah tahanan di NTT yang tewas di ruang tahanan.

Sebelumnya, Paulus Usnaat tewas di tangan Polsek Numpene, Timor Tengah Utara (TTU) awal April 2008 lalu. Sekian tahun, kasus ini belum terungkap dan belum ada pelaku yang bertanggung jawab.  Di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Daniel Mellu (36), warga Kampung Naiolin, Desa Lobus, Kecamatan Toianas, meninggal dunia di 'tangan' polisi ketika ditahan. Mellu meninggal dunia, Senin (3/1/2011), setelah ditahan polisi di Pospol Toinas sehari sebelumnya karena kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Enam pelaku yang mengeroyok Marthen Thine di Rutan Ba'a adalah Ferdi Fachrudin dan Deri Hermanus yang berstatus napi serta Paulus Toudenga, Jefry Dillak, Veky Mbuik dan Stefanus Mau yang berstatus tahanan.

Seperti disaksikan Pos Kupang di Rutan Ba'a, Selasa (22/3/2011) sekitar pukul 10.00 Wita, aparat kepolisian dipimpin Wakapolres Rote Ndao, Kompol Ardi Sutrisno, S.IK, langsung melakukan olah TKP. Selanjutnya jenazah korban dibawa menggunakan mobil ambulans ke RSUD Ba'a untuk divisum. Sementara keenam pelaku serta dua saksi yang melihat kejadian dibawa aparat kepolisian ke Mapolres Rote Ndao untuk diambil keterangan.

Wakapolres Rote Ndao, Kompol Ardi Sutrisno, S.IK, kepada wartawan mengatakan, para saksi dan pihak yang diduga sebagai pelaku dibawa ke Mapolres Rote Ndao untuk diambil keterangan demi kepentingan penyelidikan. Kasus ini akan diusut polisi.

Hal yang sama dikatakan Kasat Reskrim Polres Rote Ndao, Iptu David Candra Babega, yang ditemui terpisah di Rutan Ba'a. Menurut Babega, pihaknya belum mengetahui persis kronologi kejadian sehingga tahanan tersebut meninggal. Oleh karena itu, pihak yang diduga terlibat akan dimintai keterangan atau diperiksa oleh penyidik kepolisian. Begitupun dengan kondisi tubuh korban, pihaknya belum mengetahui karena masih dilakukan visum.

Dikatakan Babega, korban Marthen Thine berasal dari Desa Kuli, Kecamatan Lobalain. Saat ini korban berstatus sebagai tahanan kejaksaan dalam kasus pidana umum pencurian babi. Korban masuk ke Rutan Ba'a tanggal 14 Maret 2011 diantar pihak kepolisian sebagai tahanan.

Kepala Rutan Ba'a, Petrus Kally, S.Sos, ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (22/3/2011) siang, menjelaskan, Marthen Thine meninggal dunia setelah dikeroyok enam pelaku yang terdiri dari dua narapidana, dan  empat tahanan. Penganiayaan dilakukan sekitar pukul 03.00 Wita dinihari. Diduga alasan pengeroyokan adalah dendam lama yang sudah terjadi sejak para pelaku dan korban belum masuk ke Rutan Ba'a.

Menurut Kally, di Rutan Ba'a saat ini terdapat 25 tahanan dan 50 napi. Karena kekurangan blok tahanan, selama ini tahanan dan napi digabung dalam satu blok dan ditempatkan di blok utama atau blok I yang ruangannya lebih besar. Para tahanan dan napi ini hanya dipisahkan antara tahanan/napi pria dan tahanan/napi wanita.

Pada malam kejadian, kata Kally, sekitar pukul 03.00 Wita, keenam napi dan tahanan tersebut kemudian mengeroyok korban. Saat itu petugas Rutan Ba'a yang sedang piket dan melakukan penjagaan malam ada tiga orang, yakni Jeri Dengga, Mel Poling dan Alfridus Sila. Saat pagi hari sekitar pukul 06.00 Wita, baru diketahui bahwa korban sudah terkapar di Blok I atau Blok Utama dan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

"Pada pagi hari saya mendapat laporan dari petugas jaga bahwa ada satu orang tahanan meninggal di Blok Utama dan diduga dianiaya tahanan lain atau napi. Saya kemudian perintahkan petugas supaya segera laporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian supaya ditangani. Takutnya pihak keluarga korban nanti datang dan mengamuk ke Rutan Ba'a," kata Kally.

Menyinggung soal peristiwa pengeroyokan yang tidak diketahui petugas jaga malam, Kally mengatakan, petugas jaga malam sudah melakukan pengecekan pada pukul 01.00 dinihari dan kemungkinan sekitar pukul 03.00 Wita petugas jaga malam mulai mengantuk. Saat itulah diduga para pelaku mulai melakukan pengeroyokan.

"Sebenarnya kami di Rutan Ba'a ini juga kekurangan petugas. Idealnya petugas jaga itu tujuh orang/regu jaga, tapi karena kekurangan tenaga maka satu regu jaga cuma tiga orang. Selain itu, jumlah blok juga kurang sehingga napi dan tahanan digabungkan dan hanya dipisah menurut jenis kelamin, laki-laki dan perempuan," kata Kally. (mar)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved