Wisata NTT

Wisata NTT, Rasakan Nikmati Kopi Cap Bana,  Kopi Khas Lembata

Flores NTT merupakan surga bagi penikmati kopi. Setelah ada kopi Bajawa , Kpo Flores dan Koi Manggarai

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
(KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS)
Kopi bubuk Cap Bana di Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT 

Menurutnya, ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengubah pola pikir masyarakat yaitu dengan memenuhi standar produksi kopi dari hulu ke hilir. 

“Mulai dari tempat budidayanya, kapan masa panen yang baik. Dari hilirnya itu juga kita harus sortir lagi biji-biji pilihan dan tidak rusak. Lalu, kita proses sesuai dengan standar pengolahan yang layak,” kata Domi. 

Menurut Domi, kenikmatan kopi tergantung bagaimana cara memproduksi dan meraciknya. "Semuanya tergantung tangan-tangan yang meracik menjadi biji kopi menjadi minuman yang bercita rasa tinggi bagi para penikmat kopi," ungkap Domi. 

Cerita Awal Meracik Kopi Bubuk Cap Bana 
Domi menceritakan, pada tahun 2015 dirinya bersama istri, Fransiska Tuto mulai merintis usaha kopi di bawah label 'Kopi Bubuk Cap Bana'. 

Mulai saat itulah ia mulai berpikir untuk mengubah kesan kopi Bana menjadi kopi khas Kabupaten Lembata

Sehingga kopi Bana bisa dikenal dikenal dunia luar. "Itulah ide dasar yang terpatri dalam isi kepalanya saya. Maka lahirlah kopi bubuk Cap Bana ini," ungkap Domi. 

Baca juga: Di Balik Pergantian Kepemimpinan MUI yang Berlangsung Sejuk dan Damai Berangkat dari kisah keluarga yang sejak dulu merupakan peracik kopi. 

Dari pengalaman itu ia menemukan inspisari untuk meracik kopi bubuk Cap Bana hingga saat ini. Ia mengisahkan nama Bana terinspirasi dari Festival Kopi Flores tahun 2014.

 Domi melihat, satu di antara anggota keluarganya ada peracik kopi yang rasanya nikmat dan enak. 

“Dari racikan mama kecil, saya coba bawa ke BPOM dan dinyatakan memenuhi syarat edar. 

Dan keluarlah izin balai POM itu. Jadi Bana itu nama mama kecil saya,” ungkap Domi penuh haru. 

Ia menerangkan, branding kopi Bana ini merupakan bentuk penghormatan Dominikus terhadap mmama kecilnya, Bana Lele. 

“Mama Bana ini masih ada. Atas seizin mama Bana kami mengabadikan namanya untuk produk kopi ini,” terangnya. Ia mengatakan, saat ini per hari kopi bubuk Cap Bana bisa terjual 10-15 kilogram. Kopi bubuk Cap Bana dijual seharga Rp 100.000 per kilogram. 

Dan bisa beli setengah kilogram dengan harga Rp 50.000. Baca juga: KPK Jawab soal Perintah Hakim Hadirkan Bobby Nasution di Sidang Lihat 

Bagi kamu penikmat kopi yang hendak berkunjung ke Kabupaten Lembata, disarankan agar menikmati seduhan kopi bubuk Cap Bana, hasil racikan Dominikus Demon dan istrinya Fransiska Tuto. 

Baca juga: Wisata NTT, Pesona Pantai Hia, Pantai pasir Putih  di Desa Wisata Lewomada Sikka NTT

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved