Wisata NTT

Wisata NTT, Pesona Pantai Hi'a, Pantai pasir Putih  di Desa Wisata Lewomada Sikka NTT

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timru sudah lama terkenal memiliki sejumah pantai indah dan alam laut yang eksotik

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
(Serafinus Sandi Hayon Jehadu/Kompas.com) app6
Pantai Hia di Desa Lewomada 

Ringkasan Berita:
  • Di pantai ini terdapat fasilitas penunjang untuk pengunjung di antaranya lop, MCK, spot foto selfie, area parkir, warung, dan fasilitas lainnya.
  • Dilansir dari profil Desa Lewomada, Pantai Hi’a Beach adalah tempat yang  bersejarah. Pantai Hi’a adalah sebutan bahasa Muhang yang artinya garam

 

POS KUPANG.COM -- Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timru sudah lama terkenal memiliki sejumah pantai indah dan alam laut yang eksotik .

Salah satu pantai Indah di wilayah ini adalah Pantai Hi'a di Desa Lewomada, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT.

Pantai ini berada di kawasan pantai utara Pulau Flores dengan ciri khas pasir putih. Nama Pantai Hi'a mungkin terdengar tak populer dalam deretan wisata pantai di Kabupaten Sikka.

Meski demikian pesona pantai ini sangatlah menawah, panorama alamnya indah dan masih alami. Tempatnya juga teduh dan jauh dari hingar bingar keramaian.

Jika ingin healing, Pantau Hi'a sangat cocok untuk dikunjungi. Suasana alamnya sangat mendukung untuk pengunjung yang berwisata dengan pengalaman berbeda.

Baca juga: Wisata NTT,  Pesona Wae Rebo  Makin Eksotik Saat Upaya Penti,  Ritual Adat Sambut Musim Tanam

Menikmati pemandangan pasir putih, laut yang teduh, dan deruh gelombang yang tak berisik. Selain itu, pantai ini salah satu spot pantai untuk melihat matahari terbit atau sunrise. 

Tribunners bisa berkemah di pantai ini untuk menanti matahari terbit. 

Di pantai ini terdapat fasilitas penunjang untuk pengunjung di antaranya lop, MCK, spot foto selfie, area parkir, warung, dan fasilitas lainnya.

Dilansir dari profil Desa Lewomada, Pantai Hi’a Beach adalah tempat yang  bersejarah. Pantai Hi’a adalah sebutan bahasa Muhang yang artinya garam. 

Berdasarkan penuturan masyarakat setempat, saat bangsa Portugis ke Flores sepanjang pesisir pantai Hi’a dihuni orang dari Bugis atau Buton, sehingga Kampung Hi’a dinamai “busung bugis “.

Busung yang artinya kampung dan Bugis yang artinya orang Bugis. Pekerjaan utama mereka adalah memasak garam. Dalam perkembangannya orang Bugis mulai menguasai wilayah yang ditempati mereka.

Orang tua dan warga setempat melakukan musyawarah untuk mengambil kembali wilayah Hi’a sehingga terjadilah perang antar warga lokal dan orang Bugis.

Akhirnya orang Bugis pun mengalah dan meninggalkan wilayah Hi’a, sehingga dari situlah diberi nama kampung Hi’a yang artinya kampung garam.*

Baca artikel lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved