Wisata NTT
Wisata NTT, Sawa Berbentuk Laba-Laba yang Mempesona di Manggarai, Keunikan yang Indah
model persawahan berbentuk jaring laba-laba terbilang unik dan menarik. Bahkan, sawah yang ada di Kabupaten Manggarai
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Pulau Flores tidak hanya memilki alam yang indah seperti Taman Nasional Komodo .
Ada sisi lain di Flores juga sangat mempesona yaitu sawah berbetuk jaring laba-laba .
Dikutip dari Indonesia.Gi.ID, model persawahan berbentuk jaring laba-laba terbilang unik dan menarik. Bahkan, sawah yang ada di Kabupaten Manggarai itu dikategorikan sebagai persawahan unik di Asia Pasifik oleh Lonely Planet (buku panduan perjalanan terbesar di dunia).
Indonesia mempunyai julukan sebagai negara agraris dengan berbagai kekayaan alam yang banyak dari Sabang hingga Marauke. Indonesia juga menempati posisi keempat dengan luas wilayah terbesar di dunia, dan menyandang sebagai negara kepulauan terluas di dunia.
Menurut organisasi pangan dan pertanian dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia memiliki lahan persawahan padi paling produktif di Asia dengan total lahan sawah mencapai 4,9 juta hektar. bphn.go.id
Nusantara terkenal akan kesuburan tanahnya yang bisa ditanami berbagai macam tumbuhan. Sehingga, Indonesia memiliki hasil pertanian melimpah dan banyak diminati masyarakat lokal hingga luar negeri. Misalnya, sawit yang digadang-gadang sebagai raja ekspor hingga saat ini, lalu ada biji cokelat, karet, kayu, dan lain-lain. Indonesia juga memiliki petani padi sawah yang bisa ditemui di berbagai provinsi yang ada di Indonesia.
Baca juga: Wisata NTT, Pesona Bukit Karangan Jadi Tempat Wisata Baru di Labuan Bajo Akan
Di Flores, kita dapat menjumpai petani padi di delapan kabupaten. Bukan hanya hasil pertanian yang melimpah, di Flores, Nusa Tenggara Timur, kita juga bisa menemui sawah yang unik dan menarik berbentuk jaring laba-laba atau disebut sebagai Lingko Lodok oleh masyarakat lokal. Sawah unik ini ada di beberapa tempat di Kabupaten Manggarai, yaitu di Kecamatan Lembor Manggarai Barat, Kecamatan Ruteng Manggarai, dan di Kecamatan Lambaleda Manggarai Timur.
Bentuknya yang unik ternyata berkaitan dengan fungsi sawah dengan pola pengelolaan lahan secara adat oleh masyarakat Manggarai. Yaitu, bagian kecil berada di bagian tengah, lalu keluar semakin lama semakin lebar. Mereka menyebutnya lingko, yakni sistem pembagian sawah yang merupakan lahan-lahan warga setempat yang difungsikan untuk memenuhi kebutuhan bersama. Nantinya, pembagian tersebut dilakukan oleh ketua adat (tu’a teno).
Sedangkan lodok adalah pusat dari lingko atau bagian tengah-yang berbentuk bundaran-dari persawahan yang berbentuk jaring laba-laba. Lodok yang menjadi titik pusat merupakan tempat warga Manggarai untuk mengadakan berbagai upacara adat. Mereka mempersembahkan korban binatang, biasanya ayam jantan, saat musim tanam dan musim panen. Persembahan tersebut merupakan ungkapan rasa syukur mereka atas hasil kerja yang telah didapat.
Ketua adat atau tu’a teno dan ketua kampung atau tu’a golo akan mendapatkan bagian sawah yang lebih besar dibanding yang lain. Tidak asal, pembagian lahan pertanian tersebut mengikuti rumus jari tangan yang telah disesuaikan dengan jumlah penerima tanah warisan dan garis keturunan. Sehingga menurut rumus jari tangan atau rumus moso pembagian tanah diutamakan bagi petinggi desa dan keluarganya, diikuti rakyat biasa dari warga suku, lalu setelahnya baru dari rakyat luar suku.
Sistem pembagian sawah lingko lodok tidak asal dilakukan, sistem ini telah dilakukan sejak dahulu kala, sebelum adanya pembagian tanah secara nasional. Zaman dahulu kala, ketika warga hendak membagi lingko, lodok atau titik pusatnya ditandai dengan kayu seukuran paha orang dewasa yang mereka sebut dengan haju teno atau kayu teno. Tepat di pusat lingko tersebut akan ditarik garis jari-jari lingkaran yang kemudian menjadi batas antarlahan.
Baca juga: Wisata NTT, Bukit Waringin Wajib Dikunjungi Saat Liburan ke Labuab Bajo,Info Lokasi, Tiket,Jam Buka
Ritual Adat
Sebagai tanda penghargaan kepada para leluhur, masyarakat Manggarai masih melakukan berbagai macam ritual adat dalam bertani, bahkan dari mulai pembukaan lahan hingga musim panen. Bagi mereka, bercocok tanam, berkebun, dan sebagainya ritual tersebut merupakan bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Upacara saat membuka kebun di lahan baru yaitu lea lose dipimpin ketua adat. Bagi masyarakat Manggarai, ritual ini sangatlah penting. Tak hanya untuk memohon berkat dari nenek moyang, tapi juga dapat menghindarkan sial bagi lahan baru yang sebelumnya adalah hutan.
Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan penebangan dan pembakaran pohon untuk lahan persawahan. Lalu, dilaksanakanlah ritual bernama benco raci, yakni upacara yang dilakukan sebelum menanam padi atau jagung di lahan yang telah tersedia. Benco raci dilakukan sebagai bentuk permohonan berkat atas benih baru.
| Wisata NTT, Pesona Pantai Wade berpasir Putih, Gradasi Air Laut dan Perbukitan Sabana di Lembata NTT |
|
|---|
| Wisata NTT, Waktu Terbaik Kunjungi Kampung Nelayan Lamalera Lembata NTT,Lihat Tradisi Berburu Paus |
|
|---|
| Wisata NTT, Pesona Pantai Lewolein Destinasi Indah di Lembata NTT, Pemandangan Gunung Ile Lewotolok |
|
|---|
| Wisata NTT, Iniklah 7 Pantai Indah yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan di Sumba |
|
|---|
| Wisata NTT, Jelajah Spot Keindahan 7 Bukit di Sumba yang Dikenal dengan Negeri Seribu Bukit Memesona |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Sawah-bebnetuk-jaring-laba-laba-di-Manggarai-Flores-NTT-yang-begutu-indah.jpg)