Breaking News

Ngada Terkini

Jelang Nataru Wabup Ngada Berni Dhei Bersama TPDIP Launching Operasi Pasar Murah

Pada Agustus 2025, inflasi Ngada tercatat tertinggi di NTT, salah satunya dipicu meningkatnya permintaan beras dan komoditas pokok di SPPG

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/CHARLES ABAR
ARAHAN- Wakil Bupati Ngada Bernadinus Dhei sedang memberi arahan saat melaunching pasar murah di Art Center Bajawa, Senin 24 November 2025. 

Ringkasan Berita:
  • Wakil Bupati Ngada Bernadinus Dhei Ngebu melaunching Operasi Pasar Murah bersama TPID Jelang Nataru
  • Wabup Berni mengatakan inflasi di Ngada masih dipengaruhi sejumlah persoalan mendasar, yakni produksi komoditas lokal yang terbatas
  • Ia juga mengingatkan potensi kelangkaan telur akibat meningkatnya kebutuhan rumah tangga pada bulan Desember

 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Charles Abar

POS-KUPANG.COM, BAJAWA– Wakil Bupati Ngada Bernadinus Dhei Ngebu melaunching Operasi Pasar Murah bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Ngada sebagai langkah memperkuat intervensi harga menjelang Natal dan Tahun Baru 2025.

Kegiatan berlangsung di Art Center Bajawa, Senin (24/11/2025), dihadiri BPS Ngada serta Perum Bulog, Plt Sekda Ngada Jhoni Watu dan sejumlah pimpinan OPD.

Wabup Berni mengatakan inflasi di Ngada masih dipengaruhi sejumlah persoalan mendasar, yakni produksi komoditas lokal yang terbatas, konektivitas distribusi pangan belum efektif, serta rantai distribusi yang panjang sehingga memunculkan kesenjangan informasi harga.

Situasi tersebut memberi ruang bagi spekulan dan membuat komoditas mudah mengalami lonjakan biaya.

“Kita tidak boleh memberi ruang kepada mafia yang menahan barang untuk dijual saat langka. Kita perlu memastikan komoditas tetap tersedia di dalam daerah, apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru (nataru),” tegasnya.

Ia juga mengingatkan potensi kelangkaan telur akibat meningkatnya kebutuhan rumah tangga pada bulan Desember.

Baca juga: BPS Ngada Gandeng Stiper Flores Bajawa Gelar Workshop Analisis Data SPSS

Pemerintah, kata Berni, telah mengarahkan MBG untuk sementara mengganti penggunaan telur dengan daging sapi agar pasokan telur tetap stabil.

Pemerintah juga menerapkan empat strategi utama, yaitu stabilisasi harga komoditas penting, penguatan cadangan pangan, peningkatan produksi lokal, serta sinergi lintas OPD dan lembaga vertikal melalui pasar murah.

Dari sisi data inflasi, Kepala BPS Ngada, Ivadia Elmina Patola menjelaskan bahwa beras merupakan komoditas paling sensitif terhadap inflasi.

Pada Agustus 2025, inflasi Ngada tercatat tertinggi di NTT, salah satunya dipicu meningkatnya permintaan beras dan komoditas pokok di SPPG atau dapur MBG sehingga stok di pasar umum menurun.

“Memasuki Oktober hingga awal November, inflasi turun menjadi 2,9 persen. Angka ini menunjukkan adanya intervensi pemerintah yang efektif melalui TPID,” jelas Patola.

Ia menyebut komoditas penyumbang inflasi lainnya adalah bawang merah, tomat, ikan, sawi, dan beras.

Baca juga: Eko Watu Sebut Kabupaten Ngada Memiliki Potensi Besar Dalam Melahirkan Sineas Muda

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Ngada Daenny Nicxan Obije memastikan kesiapan Bulog dalam menjaga stabilitas pangan melalui penyaluran 90 ton beras SPHP untuk mendukung operasi pasar murah hingga 29 November 2025.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved