Timor Tengah Selatan Terkini
Perdayakan Anak Muda Agar Tidak Merantau, Owner Sambal Aset Bentuk Kelompok Tani Milenial Gejala
Yarni Nabuasa, melihat teman seusianya memilih meninggalkan kampung halaman untuk merantau, ia berinisiatif membentuk kelompok tani milenial.
Ringkasan Berita:
- Tergerak oleh banyaknya pemuda yang merantau, Yarni Nabuasa dari Desa Persiapan Saisana, TTS, membentuk kelompok tani milenial Gejala)
- Yarni berhasil merangkul 17 petani muda mengolah 2,5 hektare lahan, terdiri dari dua hektare apotek hidup dan dapur hijau
- Ia menghadapi banyak penolakan dari pemuda serta kesulitan air di desa. Namun dukungan sumur bor dari Fransiskus Go memberi harapan baru
- Yarni berharap gerakan ini menginspirasi pemuda agar berkembang tanpa harus keluar daerah
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok
POS-KUPANG.COM, SOE - Berangkat dari keresahan yang dirasakan seorang anak muda asal Desa Persiapan Saisana, Kecamatan Noebeba, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Yarni Nabuasa, melihat teman seusianya memilih meninggalkan kampung halaman untuk merantau, ia berinisiatif membentuk kelompok tani milenial yang dikenal dengan nama Gerakan Jaga Alam dan Air (Gejala).
Yarni Nabuasa yang juga merupakan seorang nakes dan pemilik UMKM Sambal Aset, mencoba merangkul semua anak muda di desanya untuk berdaya.
Menurutnya alam di desanya telah menyiapkan banyak hal untuk dikelolah, sehingga sangat disayangkan banyak orang muda yang memilih merantau, dengan tidak ada jaminan apapun ketika kembali.
"Saya mulai dengan mengumpulkan semua orang muda di dalam sebuah grup Whatsapp. Anggota grup ini mulai dari anak muda yang ada di desa maupun yang sedang merantau. Saya kirimkan semua aktivitas kedalam grup tersebut supaya mereka tahu kalau saya serius dengan usaha ini, " ungkapnya.
Ia yang memberanikan diri memulai suatu gerakan perubahan dari desa, tak ingin berkembang sendiri. Dengan kelompok petani milenial yang ia bentuk, ia berhasil merangkul 17 petani muda yang aktif dan yang siap bersama-sama dengannya mengolah 2.5 hektare tanah untuk pertanian.
"Jadi lahan seluas 2.5 hektar, kami bagi untuk dua hektare untuk apotik hidup dan sisanya untuk dapur hijau. Kami menanam cabai dan banyak sayuran. Kegiatan ini sudah dimulai sejak April 2025 lalu, " ungkapnya.
Meski begitu, ia mengaku menemukan tantangan dan hambatan di awal upayanya meyakinkan rekan sebayanya. Banyak penolakan yang ia terima. Menurutnya mengubah mindset sesorang tidaklah mudah.
"Banyak yang sudah bergabung tetapi keluar lagi. Tetap memilih merantau. Tapi tidak masalah, kami tetap berupaya untuk terus tumbuh bersama. Selama ini dijalankan dengan niat baik pasti dipermudah, " ungkapnya.
Selain itu, kondisi desa yang juga kesulitan air menambah panjang perjuangannya untuk kelangsungan pertanian yang ia gagas. Namun secercah harapan itu datang. Ia mendapatkan dukungan air sumur bor dari seorang yang ingin disebut pelengkap bagi anak muda yang berdaya.
"Kami mendapatkan bantuan sumur bor dari Bapak Fransiskus Go, beliau senang disebut pelengkap dan motivator. Ia awalnya ingin membantu kami dengan bak tampung namun realisasinya jauh dari yang kami bayangkan yaitu sumur bor. Saya sangat bersyukur, " ungkapnya.
Yarni berharap usahanya boleh dipandang sebagai gerakan dari desa untuk anak muda yang berdaya, dimana anak muda bisa berkembang tanpa perlu keluar daerah.
Selain itu sebagai pelaku UMKM, Ia yang juga telah membangun jaringan dengan pasar dan kolega. Ia terus memperkenalkan jaringan tersebut kepada rekan pemuda di desa lain, agar tersentuh dan mulai tergerak, minimal dengan memulai membicarakan hal ini.
"Saya mau kami berkembang sama-sama. Jadi jika ada orang baik yang mau membantu kami, saya juga minta agar mereka membantu teman teman dari desa lain juga, " terang Yarni.
Ia juga berharap teman-teman muda dapat menemukan jalannya dengan terus tekun dan percaya, bahwa kita bisa mengembangkan daerah kita, dengan kreativitas dan ketekunan mengelola potensi alam.
"Semoga cabai yang kami tanam di april 2025, akan kami panen di april 2026. dan semoga semua anak muda betah di kampung halaman, dan sama-sama mau berkembang, " harapnya di akhir wawancara, yang bertempat di depan Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, pada Senin (17/11/2025). (any)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Owner-Sambal-Aset-Bentuk-Kelompok-Tani-Milenial-Gejala.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.