Manggarai Timur Terkini

Kematian Ibu dan Anak Tinggi dan Fluktuatif, Bupati Agas Tekankan Pentingnya Peran Lintas Sektor

Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan dasar, termasuk pelayanan antenatal, persalinan, dan pascanatal. 

Penulis: Robert Ropo | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
DISEMINASI - Kegiatan diseminasi hasil pengkajian kasus kematian Ibu dan Anak Kabupaten Manggarai Timur Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Manggarai Timur. 

Ringkasan Berita:

 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, BORONG --Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berupaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak

Dalam upaya itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur mengadakan kegiatan Diseminasi Hasil Pengkajian Kasus Kematian Ibu dan Anak Kabupaten Manggarai Timur yang berlangsung di Cafe Anera Toka, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Jumat (7/11/2025).

Kegiatan dihadiri langsung oleh Bupati Manggarai Timur Agas Andres yang juga sebagai pemateri, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Manggarai Timur, Emiliana Naisa, Sekertaris Dinas Kesehatan Pranata Kristiani Agas, perwakilan dari dinas-dinas terkait seperti Bapelingbangda, Dinas Sosial, dan Dinas P2KBP3A, RSUD Borong, para camat, perwakilan dari organisasi profesi, PMI, narasumber ahli (Dokter Yoan dan Dokter Vini), para Kepala Bidang Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, Kepala Puskesmas, dan undangan lainya

Bupati Agas dalam membawakan materi terkait peran lintas sektor dalam mengatasi masalah sosial yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Manggarai Timur. 

Menurut Bupati Agas, masalah sosial tersebut yakni kepercayaan terhadap dukun masih tinggi, dimana 4 persen persalinan dari total 3.831 persalinan selama tahun 2025 dibantu oleh dukun. Dari 53 kasus kematian bayi, 25 kasus kematian ditolong oleh dukun. 

Baca juga: Pemkab Manggarai Timur Kucurkan Rp 27 Miliar untuk Hotmix Jalan Raong-Wirung


Budaya patriaki dimana berujung masalah pada proses rujukan. Keputusan rujuk ditangan keluarga besar dan biasanya memakan waktu lama. 

Masalah infrastruktur dimana akses jalan menuju puskesmas/rumah sakit masih belum memadai. Dan masalah Sarpras di fasilitas kesehatan tingkat 1 belum memadai. 

Karena itu, menurut Bupati Agas peran lintas sektor itu menjadi sangat penting dengan menciptakan kolaborasi dan koordinasi yang terpadu antara pemerintah (Dinas 
Kesehatan), organisasi profesi, dan masyarakat. Upaya ini mencakup peningkatan fasilitas kesehatan, penguatan kapasitas tenaga medis, dan edukasi publik 

Selain itu, keterlibatan tokoh dan organisasi masyarakat, seperti PKK, membantu menciptakan ekosistem yang mendukung kesehatan ibu hamil dan bayi sejak sebelum, selama, dan setelah kehamilan. 

Masih menurut Bupati Agas, peran utama lintas sektor yakni melakukan koordinasi dan perencanaan, memastikan fasilitas kesehatan yang memadai, termasuk Puskesmas dan rumah sakit, edukasi dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan akses dan transportasi, peningkatan kondisi sosial ekonomi. 

Bupati Agas juga memaparkan terkait tugas dari masing-masing sektor dimana sektor kesehatan untuk Dinas Kesehatan berkoordinasi, memonitor, mengevaluasi program, dan menyusun strategi percepatan penurunan AKI dan AKB.

Bidan Melakukan deteksi dini risiko kehamilan, memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkelanjutan, dan melakukan pertolongan persalinan normal.

Organisasi profesi kesehatan seperti DI, POGI, IDAI, IBI, PPNI dan Persagi turut berkontribusi dalam merumuskan kebijakan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved